Minggu, 07 April 2019


PROSES TERJADINYA ALAM SEMESTA


NAMA  : NABILA ZAHARA
KELAS  : 1PA03
NPM  : 15518086
MATA KULIAH  : MATEMATIKA DASAR & ILMU ALAMIAH DASAR
DOSEN  : APRILIA MAHARANI AYUNINGSIH




A. Kejadian alam Semesta Menurut Saintifik

            Adanya keterbatasan menuntut manusia untuk terus berfikir dan berfikir, sehingga lahir teori-teori baru yang menjelaskan atau melengkapi teori-teori sebelumnya. Ilmu yang mempelajari mengenai sifat, evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut kosmologi. Beberapa teori yang menjelaskan proses terbentuknya alam semesta antara lain teori big bang, teori keadaan tunak, serta teori Osilasi. 


1. Big bang theory (Teori dentuman besar)

            Teori Big Bang Teori Big Bang *³ di dalam fisika kosmologi menyatakan bahwa alam semesta muncul dari suatu keadaan yang sangat pekat dan panas sekitar 13,7 juta tahun yang silam. Sejak itu, semesta telah berkembang dengan perjalanan waktu seraya menghasilkan tata surya. Para ahli fisika tidak sepenuhnya sepakat tentang apa yang terjadi sebelum ini, meskipun relativitas umum memprediksikan ketunggalan gravitasi. Adalah Georges Lemaître, pastur Roma Katholik dari Belgia, yang mengusulkan bahwa terjadinya alam semesta bermula dari ”ledakan” dari ”atom primeval” – yang kemudian hari dikenal dengan nama Big Bang. 

           5 Istilah Big Bang digunakan dalam pengertian sempit untuk merujuk titik waktu ketika espansi semesta yang teramati (dalil Hubble) mulai – dihitung sebagai 13.7 juta (1.37 x 10¹º) tahun silam (±2%). Pengertian ini mengacu pada paradigma kosmologis yang berkembang yang menjelaskan asal usul dan ekspansi alam semesta dan juga pembentukan zat primordial melalui nucleosynthesis sebagaimana diprediksi oleh teori Menurut teori Alpher-Bethe-Gamow




            Alam semesta muncul dari suatu keadaan yang sangat pekat dan panas (bagian bawah). Alpher-Bethe-Gamow. Atas dasar model ini pada th. 1948 George Gamov secara kualitatif membuat prediksi adanya cosmic microwave background radiation (CMB).Selanjutnya yang dinamakan CMB itu sendiri ditemukan pada th 1964 dan semakin memperkokoh teori Big Bang dan memperlemah saingannya teori steady state. Kosmologi Big Bang semakin maju pesat pada dasa warsa1990-an dan awal abad 21 dengan berkembangnya teknologi teleskop dan dengan semakin banyaknya data satelit seperti yang berasal dari COBE, the Hubble Space Telescope and WMAP. 


2. Teori Steady-state (Teori Keadaan Tetap ) 

                Teori ini berpandangan bahwa alam semesta selalu berkembang tetapi tetap bertahan dalam kepekatan rata-rata yang konstan. Benda-benda terus tercipta membentuk bintangbintang dan galaksi baru dengan tingkat kecepatan yang sama sehingga benda-benda langit menjadi tak teramati sebagai akibat dari jarah yang makin menjauh dan daya yang menyurut.Dalam perhitungan waktu, steady state tidak mengenal permulaan dan akhir. 

           Teori ini mula-mula dikemukakan oleh Sir James Jeans pada tahun 1920 dan kemudian direvisi oleh Hermann Bondi dan Thomas Gold pada th. 1948. Selanjutnya dengan timbulnya beberapa persoalan baru karena adanya hipotesis alternatif Big Bang, teori steady state disempurnakan lebih lanjut oleh Sir Fred Hoyle. Pengamatan selanjutnya menunjukkan bukti-bukti yang bertolakbelakang dengan gambaran steady state dan sebaliknya justru lebih banyak mendukung model Big Bang.


3.  oscillation theory (Teori osilasi)

               Teori osilasi berpendapat bahwa terdapat suatu siklus di jagat raya. Setiap siklus mengalami satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun, dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi dan bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah 32 terbentuk meredup dan unsur-unsur yang telah terbentuk tersebut menyusut dengan mengeluarkan energi berupa panas yang sangat tinggi. Hal ini dikenal juga dengan nama oscillating theory. 

              Teori osilasi menduga bahwa lama semesta tidak ada awal dan tidak ada akhirnya. Sekarang alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi yang dimulai dengan big bang, kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan mulai collapse. Akhirnya mencapai titik koalisensi asal dimana temperatur dan tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke dalam partikel-partikel elementer sehingga terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi (Tjasyono, 2008).

               Teori alam semesta ekspansi menyatakan bahwa semua materi bergerak saling menjauhi dan bermula dari massa termampat. Materi tersebut akan termampatkan dan meledak lagi yang dilanjutkan dengan pemuaian lagi. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak ataupun tercipta, melainkan hanya berubah tatanannya atau hanya mengalami goyangan (oscillation). Dengan adanya pemikiran teori osilasi, hal ini menunjukkan teori tersebut mempertahankan bahwa alam semesta itu terhingga dan bukan tidak terhingga. Para astronomi terus melakukan pengujian terhadap model-model kosmologi atau berusaha memberikan penjelasan yang lebih mudah diterima oleh akal pikiran manusia. Hal tersebut membuktikan bahwa model-model kosmologi tidak dapat dinantikan sampai terjadi perubahan masa mendatang yang relatif lama. Oleh karena itu, kita menguji modelmodel tersebut dengan cara membandingkan penampilan alam semesta pada jarak yang berbeda. 

              Menurut teori keadaan tetap, setiap galaksi akan berkembang dan mati, tetapi selalu diganti dengan yang baru, sehingga yang tua dan yang muda selalu terdapat bersama-sama. Pada umumnya galaksi yang ditemukan rata-rata berusia sama.

               Suatu petunjuk yang menyatakan bahwa teori keadaan tetap itu mungkin tidak benar karena terdapat quasar. Jika quasar mengikuti hukum hubungan jarak dan kecepatan seperti halnya galaksi, maka penyebaran quasar di antariksa seragam dan berjalan dengan teori keadaan tetap. Hal lain yang diramalkan oleh teori keadaan tetap ialah jarak rata-rata antar galaksi tidak berubah dan selalu sama untuk galaksi-galaksi pada berbagai jarak. Dengan ditangkapnya sinyalsinyal radio kosmis yang sangat lemah, maka mungkin terdapat sumber-sumber radio kosmis yang sangat jauh berupa galaksi. Teori keadaan tetap tidak benar dan kurang dapat dipertahankan.
               Hal ini diperkuat penyelidikan Penzias dan Wilson yang menangkap radiasi dari gelombang radio mikro yang memenuhi persyaratan untuk radiasi dari benda hitam dengan suhu 3K. Gelombang itu ternyata datang ke segala arah seakan-akan seluruh bola langit memancarkan radiasi itu. 



Pemikiran Spekulatif Proses Terbentuknya Alam Semesta 

            Pada waktu dahulu orang Yunani mengira bahwa bumi dan langit sangat dekat, dan bumi adalah sangat kecil apabila dibandingkan dengan langit itu. Mereka beranggapan bahwa bumi itu diatur oleh beberapa dewa, diantaranya Dewa Zeus sebagai Dewa Guntur dan Helios sebagai Dewa Matahari. Anggapan itu makin lama makin tidak lagi diikuti oleh masyarakat, berkat pengamatan yang lebih teliti oleh orang-orang di zamannya (Dirsdjosoemantri, 2001). 

        Tokoh pertama yang mengembangkan kosmologi dari Yunani adalah Phyhagoras yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif (Comins and Kaufmann: 2008). Pythagoras yang hidup 2500 tahun sebelum masehi mengatakan bahwa bumi seperti bola yang tanpa ujung pangkal dan benda-benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan planet-planet terletak pada bola-bola konsentris (sepusat) yang berputar mengitari suatu sumber api sebagai pusat alam semesta.



        Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola berbentuk geometri paling sempurna. Ia berpendapat bahwa semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran karena mereka diciptakan oleh makhluk paling sempurna, yaitu Tuhan. Menurut Palto, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk lingkaran.



               Eudoxus murid Plato, mengembangkan teori berdasarkan pengamatan benda-benda langit. Menurutnya, semua planet terletak pada bola-bola konsentris dan pergerakan planet-planet tersebut disebabkan karena rotasi bola-bola ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi bola-bola ini berbeda, maka efeknya adalah pergerakan planet, misalnya gerak retrograd atau gerak maju mundur planet Mars (Admiranto, 2009).



               Aristoteles seorang ahli filsafat bangsa Yunani hidup 200 tahun setelah Pythagoras mencoba menerangkan tentang peredaran Bulan, Venus, Mars dan planet-planet lain. Aristoteles berpendapat bahwa di atas bumi terdapat delapan langit yang terdiri dari kristal kaca tembus cahaya. Langit bulan yang beredar pada bumi dianggap terikat pada bumi merupakan langit yang terdekat. Kemudian di atasnya terdapat langit Merkurius dan langit Venus. Di atasnya lagi terdapat langit Matahari, langit Mars, langit Yupiter, dan langit Saturnus, sedangkan bintangbintang terdapat pada langit kedelapan.



             Aristoteles mengatakan: bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat, dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang ada yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang diamati pada planet Mars (gerak retrograd) yang sebenarnya diakibatkan oleh kedudukan orbit Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar 22 dari 55 buah bola ini merupakan tempat kedudukan bintang yang tetap diam dan di luar sistem bola terdapat penggerak utama sistem semesta ini yang dalam bahasa Latin dinamakan primum mobile (Admiranto, 2009).

                Ptolomeus seorang ahli filsafat bangsa Yunani lain yang hidup 100 tahun setelah Aristoteles menyusun teori baru mengenai kosmos dan Ptolomeus mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa benda-benda langit itu semua beredar mengelilingi bumi pada ruang yang kosong. Kemudian teori itu diakui kebenarannya oleh Gereja Kristen 200 tahun setelah Ptolomeus meninggal di Iskandaria (Mesir). Ptolomeus mengatakan bahwa semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik dan lintasan benda ini disebut epicycle. Epicycle bergerak dalam lingkaran yang lebih besar yang disebut deferent. Bumi bukan pusat deferent melainkan terletak tidak terlalu jauh dari pusat deferent, yakni pada titik yang disebut equant (Smith, 1994).


            Aristarchus dari Samos, mengatakan pusat alam semesta bukan bumi melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa planet yang mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran (Franklin and Marshall, 1990). Hipotesis Geosentris bertahan hingga belasan abad. Pada abad ke-15 terjadi revolusi besar dalam teori tentang tata surya, yang diusulkan oleh Nicolas Copernicus (1473-1543) (Smith, 1994).

            Copernicus lahir di Torum-Polandia (1473-1543) kemudian pergi belajar ke Italia. Setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet, Ia menarik kesimpulan bahwa hanya bulan saja yang beredar mengelilingi bumi, sedangkan planet-planet lain tidak, tetapi semuanya beredar mengelilingi matahari. Copernicus pada waktu itu merahasiakan penemuannya, karena takut dihukum (Dirsdjosoemantri, 2001). Copernicus sebagaimana Aristarchus mengusulkan bahwa semua benda langit termasuk bumi bergerak mengitari matahari dalam orbit berbentuk lingkaran. Teori heliosentris ini dituangkan dalam buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelesticum (Moore and Nicholson, 1985).



         Galileo Galilei (1610) yang pada zamannya telah ditemukan teleskop, menemukan bahwa Yupiter bukan hanya sebuah titik cahaya kecil, melainkan sebuah bola besar dengan empat buah pengiringnya dan menemukan jalur hitam di permukaan bulan yang di duga samudra. Dia juga membenarkan teori Copernicus, karena dia menyetujui pernyataan Copernicus, maka dihukum (dipenjara) oleh pengadilan gereja sampai meninggal.







B. Kejadian alam Semesta Menurut Al - Qur'an

A. Tinjauan Alquran Tinjauan alquran mengenai penciptaan alam semesta terutama dibahas pada dua ayat berikut: 


1. Qs. Al anbiya: 30 




 Artinya: “……dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”


Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari ayat tersebut: 


1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran

       (Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat) mengetahui (orang-orang yang kafir itu, bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu merupakan suatu yang padu) bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis.pula. 

      Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami jadikan) air yang turun dari langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu yang hidup) tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab bagi kehidupannya. (Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-Ku (Quthb, 2004).


2) Tafsir Misbah Quraish Shihab 

       Menurut Shihab (2002) dalam menafsirkan ayat tersebut Apakah orang-orang kafir itu buta hingga tidak melihat bahwa langit dan bumi pada awal penciptaannya adalah satu kesatuan dan saling melekat satu sama lain, lalu dengan kekuasaan Kami masing-masing dipisahkan? Tidak melihat pulakah mereka bahwa dari air yang tak mengandung kehidupan Kami dapat membuat segala sesuatu menjadi hidup? Lalu, setelah itu mereka tetap juga membangkang dan tidak percaya bahwa tiada tuhan selain Kami?. Ayat ini mengungkap konsep penciptaan planet, termasuk bumi, yang belakangan dikuatkan oleh penemuan ilmu pengetahuan mutakhir dengan teori-teori modernnya. Dalam konsep itu dinyatakan bahwa pada dasarnya bumi dan langit merupakan satu kesatuan yang bersambungan satu sama lain.

         Kenyataan itu pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan mdern dengan sejumlah bukti yang kuat. Kata al-fatq pada ayat ini berarti 'pemisahan', yaitu pemisahan bumi dari langit yang sebelumnya menyatu. Ini pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa teori yang dapat mengungkap sejumlah gejala berkaitan dengan hal ini tetapi tidak dapat mengungkap beberapa gejala yang lain. Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan: tidak ada satu teori pun yang paling akurat dan disepakati oleh seluruh ahli. Namun demikian, berikut ini ada baiknya kalau kita melihat dua dari sejumlah teori itu, sebagai contoh.


         Teori pertama, berkaitan dengan tercpitanya tata surya, menyebutkan bahwa kabut di sekitar matahari akan menyebar dan melebar pada ruangan yang dingin. Butir-butir kecil gas yang membentuk kabut akan bertambah tebal pada atom-atom debu yang bergerak amat cepat. Atom-atom itu kemudian mengumpul, akibat terjadinya benturan dan akumulasi, dengan membawa kandungan sejumlah gas berat. 

           Seiring dengan berjalannya waktu, akumulasi itu semakin bertambah besar hingga membentuk planet-planet, bulan dan bumi dengan jarak yang sesuai. Penumpukan itu sendiri, seperti telah diketahui, mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan yang pada gilirannya membuat temperatur bertambah tinggi. Dan pada saat kulit bumi mengkristal karena dingin, dan melalui proses sejumlah letusan larva yang terjadi setelah itu, bumi memperoleh sejumlah besar uap air dan karbon dioksiada akibat surplus larva yang mengalir. Salah satu faktor yang membantu terbentuknya oksigen yang segar di udara setalah itu adalah aktivitas dan interaksi sinar matahari melalui asimilasi sinar bersama tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan. 

           Teori kedua, berkenaan dengan terciptanya alam raya secara umum yang dapat dipahami dari firman Allah Swt. : "…anna alsamâwâti wa al-ardla kânatâ ratqan…" yang berarti bahwa bumi dan langit pada dasarnya tergabung secara koheren sehingga tampak seolah satu massa. Hal ini sesuai dengan penemuan mutakhir mengenai teori terjadinya alam raya. Menurut penemuan itu, sebelum terbentuk seperti sekarang ini, bumi merupakan kumpulan sejumlah besar kekuatan atom-atom yang saling berkaitan dan di bawah tekanan sangat kuat yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh akal. 

         Selain itu, penemuan mutakhir itu juga menyebutkan bahwa semua benda langit sekarang beserta kandungan-kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya dan bumi, sebelumnya terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola yang jari-jarinya tidak lebih dari 3.000.000 mil. Lanjutan firman Allah yang berbunyi "…fa fataqnâhumâ…" merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang mengakibatkan tersebarnya benda-benda alam raya ke seluruh penjuru, yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda langit yang terpisah, termasuk tata surya dan bumi. Sedangkan ayat yang berbunyi "wa ja'alnâ min al-mâ'i kulla syay'in hayyin" telah dibuktikan melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan (Shihab, 2002).


3) Tafsir Ibnu Katsir 

         Allah Ta‟ala berfirman mengingatkan tentang keesaan-Nya yang sempurna dan kerajaan-Nya yang agung. “dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui”, yaitu orang-orang yang mengingkari kekuasaan Allah. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah adalah Rabb Yang Maha Esa dalam penciptaan lagi bebas dalam penataan, maka bagaimana mungkin Dia layak disekutukan bersama yang lain-Nya? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya adalah bersatu? Lalu berpecah-belah, maka langit menjadi tujuh dan bumi menjadi tujuh serta antara langit dan bumi dipisahkan oleh udara, hingga hujan turun dari langit dan tanah pun menumbuhkan tanam-tanaman. Untuk itu Dia berfirman: “dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” yaitu mereka menyaksikan berbagai makhluk, satu kejadian secara nyata. Semua itu adalah bukti tentang adanya Maha Pencipta yang berbuat secara bebas lagi Maha Kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya (Katsir, 2004) 



2. QS Adz-Dzariyat: 47




 Artinya: “….dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya”. Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari ayat tersebut: 

1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran 

              (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami) dengan kekuatan Kami (dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa) dikatakan Adar Rajulu Ya-idu Qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat. Dikatakan Awsa'ar Rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan (Quthb, 2004). 

2) Tafsir Misbah Quraish Shihab 

               Langit itu Kami kokohkan dengan kekuatan Kami. Sesungguhnya Kami mampu menjadikannya lebih dari itu. Dan bumi itu Kami bentangkan. Maka sebaik-baik yang mempersiapkannya untuk tempat tinggal adalah Kami. Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah. Di antaranya, bahwa Allah Swt. menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Kata samâ' (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di atas dan menaungi. Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar benda-benda langit seperti planet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit. 

               Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan tak terbatas, sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya. Menurut ilmu pengetahuan modern, satu tahun cahaya berarti jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan 300.000 km per detik. Frase "Wa Innâ Lamûsi'ûn" ('dan Kami meluaskannya') menunjukkan hal itu. Artinya, Kami meluaskan alam tersebut dengan sebegitu luasnya sejak diciptakan. 
      
               Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa meluasnya alam terus berlangsung sepanjang masa. Ini juga telah ditemukan dalam ilmu pengetahuan modern yang dikenal dengan teori ekspansi. Menurut teori tersebut, nebula di luar galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bahkan benda-benda langit dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya (Shihab, 2002). 

3) Tafsir Ibnu Katsir 

               Allah dalam ayat ini berfirman seraya mengingatkan penciptaan alam uluwwi (bagian atas) dan alam sufli (bagian bawah). Allah telah menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara dan tinggi dengan kekuatan-Nya. Demikian itu dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah Ats-Tsauri, dll. Dan Allah juga telah menjadikan seluruh penjurunya luas, kemudian Kami meninggikan tanpa menggunakan tiang, sehingga ia menggantungkan sebagaimana adanya (Katsir, 2004). 




Referensi : 

~http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Yuni%20Wibowo,%20M.Pd./Handout%20IAD%202.pdf
~  http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031-NANA_JUMHANA/FINALISASI_IPA_PJJ/UNIT_6.pdf
~  RANGKUMAN MATERI UN GEOGRAFI 2014  ~ DRS. BUDI MARWOTO & NANI SUGIHARTI,SPd

Sabtu, 16 Maret 2019


Tugas Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar

"Mitos dan Metode Ilmiah"



                             Nama     : Nabila Zahara
                             Kelas     : 1PA03
                             NPM       : 15518086
                             Dosen    : Aprillia Maharani Ayuningsih                                                        


1. Contoh mitos yang ada di Indonesia dan hikmah yang dapat diambil:
      Banyak sekali mitos-mitos yang ada di Indonesia salah satunya yaitu Tanjakan Emen yang ada di Kampung Dawuan, Desa Ciater, Subang, Jawa Barat. Disana terdapat mitos bahwa pengemudi yang melewati jalan tersebut harus melempar sebatang rokok, melempar uang, menyebut nama “Emen” dan membunyikan klakson saat mulai melintasi tanjakan dengan tujuan menghindari kejadian rem blong dan mobil lepas kendali yang kerap mengakibatkan kecelakaan parah dan memakan korban jiwa.
ASAL USUL : 
      Pak Emen adalah korban tabrak lari di daerah Kampung Dawuan, Desa Ciater, Subang. Bukannya ditolong, jenazah Emen malah disembunyikan dalam rimbunan pepohonan di sekitar tanjakan tersebut. Sejak saat itulah arwah Emen penasaran dan menuntut balas.
      Versi lain mengatakan Emen adalah sopir angkutan sayur rute Subang – Bandung. Pada pertengahan 1960-an dia mengalami musibah. Mobil yang dikemudikannya kecelakaan dan terbakar. Emen tewas di tempat kejadian, dan sejak saat itu semakin sering terjadi kecelakaan di sana.
      Sebagai penolak bala, para pengendara yang tahu tentang mitos tanjakan Emen, biasanya akan melempar rokok, sekedar membunyikan klakson, atau melemparkan uang recehan.
      Sementara Sahidin Darajat warga sekitar memberikan kesaksian kepada situs kotasubang, 18 Juni 2014, Emen adalah kernet bus Bunga. Sekitar tahun 1969 bus itu mogok di tanjakan. Ketika berusaha mengganjalnya, bus tersebut bergerak dan melindas Emen hingga tewas.
      "Waktu itu ada bus bernama bus bunga, kendaraan tersebut mogok di tanjakan, Emen berusaha mengganjal bannya. Namun rem nya jebol, sehingga pak Emen terseret sama bus hingga meninggal dunia," kata Sahidin.
      Sejak kejadian itu menurut Sahidin sering terjadi penampakan dan kecelakaan di sana, sehingga kemudian tanjakan tersebut dikenal dengan sebutan Tanjakan Emen.




      Jadi,hikmah yang dapat kita petik dari mitos tersebut yaitu kita harus selalu berhati hati dalam berkendera dan selalu menghargai tempat dimanapun kita berada. contoh pengemudi yang mempercayai mitos tersebut ia otomatis akan lebih waspada dan hati hati bila melewati tanjakan tersebut. Sebenarnya membunyikan klakson itu penting karena di tanjakan ini jalan dibagi menjadi 2 arah berlawanan. ini juga dapat memberikan jawaban secara rasional mengapa di Tanjakan Emen banyak terjadi kecelakan. 

      Diperkuat dengan fakta yang ada bahwa, kontur Tanjakan Emen memang memiliki kemiringan yang cukup tajam. Dengan panjang 2,5 kilometer, tanjakan ini punya kemiringan mencapai 11%. Turunan yang panjang membuat sistem pengereman sering gagal dan menyebabkan kecelakaan. Terutama bagi kendaraan berjenis diesel yang mempunyai sistem pengereman menggunakan tombol. Karakter mobil diesel itu jika sering digunakan dalam kecepatan tinggi, komponen rem jadi memuai dan mengakibatkan rem menjadi tidak berfungsi. Kondisi tanjakan Emen juga terlalu sempit padahal sepanjang tanjakan banyak tikungan berkontur miring. 








2. Jelaskan langkah metode ilmiah beserta contoh!


Langkah-langkah Metode Ilmiah

      Langkah awal suatu penelitian adalah melakukan perencanaan. Perencanaan ini sangat penting untuk keberhasilan suatu eksperimen. Bila dalam perencanaan gagal maka apa yang direncanakan juga tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, kita harus merancang rencana penelitian secara runtut dan mendetail. Langkah-langkah metode ilmiah apakah yang harus dilakukan dalam merencanakan suatu penelitian ilmiah? Langkah-langkah metode ilmiah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
  • Merumuskan Masalah
   Penelitian dimulai dengan merumuskan masalah. Dalam kajian ilmiah, masalah didefinisikan sebagai sesuatu yang harus diteliti untuk memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan ilmiah yang bersifat terbuka yang memungkinkan adanya jawaban yang beragam. Rumusan pertanyaan ini perlu dicari jawabannya melalui eksperimen.
  • Menemukan Hipotesis
   Setelah berhasil merumuskan, kita dapat mengajukan jawaban sementara atas pertanyaan, yang bernama lain hipotesis (dugaan sementara). Hipotesis itu harus bersifat logis dan diajukan berdasarkan fakta 
  • Menetapkan Variabel Penelitian
   Variabel percobaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Ada tiga jenis variabel, yaitu :
1. variabel bebas  adalah variabel yang dapat di ubah ubah oleh peneliti atau merupakan sebab munculnya variabel terikat .
2. variabel terikat/bergantung : adalah hasil akibat diubah ubahnya variabel bebas. 
3. variabel kontrol  : variabel yang di buat sama agar tidak membuat pengaruh pada penelitian. 
4. variabel pengganggu  :  adalah variabel yang mengganggu penelian. 
  • Menetapkan Prosedur Kerja
   Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut. Urutan langkah kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara tepat pekerjaan yang harus dilakukan. Data tersebut akan memudahkan pelaksanaannya, langkah kerja sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram alir.
  • Mengumpulkan data
   Setiap gejala yang terjadi dalam percobaan harus dicatat saat itu juga. Dengan begitu, kita dapat memperoleh data yang lebih akurat. Selanjutnya, kita perlu mengorganisasi untuk memudahkan dalam menganalisis dan mengumpulkan hasil percobaan. Oleh karena itu, kita perlu menyiapkan tabel data pengamatan sebelum melakukan percobaan.
  • Mengolah dan Menganalisis Data
   Tabel dan grafik merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk menyusun dan menganalisis data. Tabel dan grafik ini menampilkan bagaimana variabel terikat berubah sebagai respon terhadap perubahan variabel bebas. Analisis data juga dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer untuk pengolahan data.
  • Membuat Kesimpulan
   Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat dijadikan landasan untuk menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan adalah suatu pernyataan yang merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan penelitian. Dalam menyusun suatu kesimpulan, kalian harus memutuskan apakah data yang dikumpulkan mendukung hipotesis atau tidak. Selain itu, kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa kali sebelum dapat menarik suatu kesimpulan.
  • Mengkomunikasikan Hasil Penelitian
   Mengapa harus mengkomunikasikan penelitian? Sosialisasi hasil penelitian penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui pihak lain. Bagaimanakah cara mengomunikasikan suatu hasil penelitian? Suatu hasil penelitian dapat dikomunikasikan melalui dua cara, yaitu tertulis dan lisan.

CONTOH :
  

     Kita tahu bahwa oksigen sangat penting untuk pernafasan manusia.      Bila tidak ada oksigen mungkin kita tidak akan bisa hidup. Oksigen bisa kita dapatkan di dalam air, gula, dsb. oksigen bisa juga kita dapatkan dari hasil fotosintesis yang dilakukan pohon-pohon di bumi ini. Berikut adalah percobaan igenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen.
Penulisan ini disusun berdasarkan metode ilmiah untuk melengkapi tugas MATEMATIKA DAN ILMU DASAR ALAMIAH.



PERCOBAAN IGENHOUSZ (FOTOSINTESIS MENGHASILKAN OKSIGEN)
  • Merumuskan Masalah                                                                                        ~ Apakah fotosintesis menghasilkan oksigen?                                            ~Faktor apa saja yang mempengaruhi proses fotosintesis?

  • Menemukan Hipotesis                                                                                                        ~Ada gas oksigen sebagai hasil proses fotosintesis                                                        ~ proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen                                                                  ~Cahaya, karbon dioksida , dan suhu/temperatur  mempengaruhi laju kecepatan proses fotosintesis

  • Variabel Penelitian                                                                        
Variable bebas: pemberian 5 gr NaHCO_{3}, pemberian 10 gr NaHCO_{3}, pemberian es batu, pemberian air hangat, dan penempatan di tempat teduh.

Variabel terikat: perbedaan jumlah gelembung yang muncul karena adanya perbedaan perlakuan pada masing-masing variabel bebas.

Variable kontrol: perangkat 1, media yang tidak diberi perlakuan apapun. Perangkat 1 ini digunakan untuk membandingkan hasil perlakuan yang lain.

Variabel pengganggu: hama, bakteri.


  • Menetapkan Prosedur Kerja                                                                              1. Rangkai alat dan bahan menjadi seperti terlihat pada gambar di bawah.
  1. Kemudian rangkai ulang untuk alat dan bahan yang sama, sebanyak 5 lagi, karena kita akan mengamati 6 faktor pada percobaan Ingenhousz.
  2. Berilah perlakuan sebagai berikut:
    • No 1: tanpa tambahan perlakuan dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 2: perlakuan penambahan 5 gr NaHCO_{3} dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 3: perlakuan penambahan 10 gr NaHCO_{3} dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 4: perlakuan penambahan es batu dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 5: perlakuan penambahan air hangat dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 6: tanpa tambahan perlakuan dan diletakkan di tempat teduh.

  3. Beri nomor untuk masing-masing perangkat agar mudah dikenali.
  4. Amatilah gelembung yang muncul setelah 5 menit, catat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan.

  • Mengumpulkan data
Keterangan:
  • -: tidak ada gelembung
  • +: jumlah gelembung sedikit
  • ++: jumlah gelembung sedang
  • +++: jumlah gelembung banyak
  • ++++: jumlah gelembung sangat banyak
  • +++++: jumlah gelembung sangat banyak sekali

  • Mengolah dan Menganalisis Data                                                                    Gelembung udara paling banyak ditemukan pada perangkat dengan perlakuan penambahan 10 gr NaHCO_{3}. Hal ini terjadi karena pada proses fotosintesis di perangkat ini cukup mendapat cahaya matahari dan cukup sumber CO_{2} .                Perangkan dengan sedikit gelembung terjadi pada perangkat dengan penambahan es batu. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu. Suhu dingin akan memperlambat laju fotosintesis. Penambahan es batu mengakibatkan penurunan laju fotosintesis karena terjadi penurunan suhu.  Selain itu, gelembung yang sedikit juga terlihat pada perangkat dengan perlakuan prangkat yang ditempatkan di tempat teduh. Hal ini dikarenakan tanaman hydra pada perangkat ini tidak mendapat sumber cahaya secara cukup.

  • Membuat Kesimpulan                                                                                      
    1.   Fotosintesis memerlukan air dan cahaya dan menghasilkan oksigen.                                            
    2.   Faktor intensitas cahaya yang cukup atau optimal akan membuat laju proses fotosintesismenjadi cepat tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadilambat.
    3.   Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalandengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
    4.   Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosintesis.         
    5.    Proses fotosintesis menghasilakan O2 (oksigen).

  • Mengkomunikasikan Hasil Penelitian                                                                     
        Setelah melakukan penelitian, para peneliti membuat laporan, kemudian laporan tersebut diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah yang dipublikasikan, ditulis dalam bentuk buku, atau diseminarkan (dipresentasikan) didepan publik.

Kamis, 18 Oktober 2018

Tugas IBD


MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA,KEINDAHAN,DAN TANGGUNG JAWAB”








Dosen : Siti Pujianti, S.I.Kom
Nama  : Nabila Zahara
NPM   : 15518086
Depan kampus D gunadarma, Jl. Margonda Raya No.427, Pondok Cina, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424




KATA PENGANTAR
    Alhamdulillahirrabbil’alamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan kelancaran kepada saya dalam membuat makalah ini yang berjudul “MANUSIA,KEINDAHAN,DAN TANGGUNG JAWAB” . Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas Ilmu Budaya Dasar pada semester pertama yang diampu oleh Ibu Siti Pujianti,S.I.Kom.
     Mata kuliah Ilmu budaya dasar sangat penting dalam pembelajaran khususnya pada jurusan psikologi karena kita dapat memahami perilaku,karakteristik,dan jiwa seseorang dalam aspek kehidupan yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan. Ilmu Budaya Dasar ini juga memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep untuk mengkaji masalah dan kebudayaan. Pada makalah ini saya akan membahas manusia,keindahan,dan tanggungjawab yang ternyata ketiganya saling berhubungan dalam berbagai hal.
     Keberhasilan dalam membuat makalah ini tentunya tak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih kepada: Allah SWT, dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar Univeritas Gunadarma Ibu Siti Pujianti,S.I.Kom , dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
    Demikian makalah ini saya buat. Saya berharap para pembaca khususnya mahasiswa mendapatkan manfaat dan pengetahuan dari makalah ini sehingga dapat dipahami dengan baik. Saya memohon maaf bila ada kesalahan penulisan maupun isi semua itu karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan saya.

                                                                 
                  
                                                               Jakarta,  Oktober 2018                                                                       
                                                    
                                                              Nabila Zahara





DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR..............................................................................................                               DAFTAR ISI ...........................................................................................................                           BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................                               1.1 Latar Belakang ...................................................................................................                                 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................                                1.3 Tujuan ................................................................................................................                           BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................                                  2.1   Pengertian Keindahan .....................................................................................                                2.2   Pengelompokan Pengertian Keindahan Menurut Beberapa Presepsi ..............                                2.3   Keindahan Menurut Filsuf ...............................................................................                                 2.4   Hubungan Manusia dengan Keindahan ...........................................................                           2.5   Cara- Cara Menentukan Keindahan ................................................................                                  2.6   Kebutuhan Manusia ........................................................................................                                 2.7   Unsur – Unsur Wajib dalan Mencari Arti Hidup ............................................                                 2.8   Pengertian Tanggungjawab .............................................................................                                2.9   Jenis – Jenis Tanggungjawab ..........................................................................                   
 BAB III PENUTUP ................................................................................................                                3.1.   Kesimpulan .....................................................................................................                                3.2    Saran ...............................................................................................................                                  DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................                                                                                                                                                                                                                                      





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang diberikan akal fikiran dan perasaan. Manusia juga di karunia banyak anugerah seperti alat indera yang dapat melihat semua keindahan yang ada di bumi ini maupun yang melekat pada diri manusia itu sendiri serta manusia harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Manusia adalah sesuatu yang indah, karena mereka menyukai terhadap keindahan alam maupun terhadap keindahan seni. Rata-rata manusia terhadap yang indah tentu mengambil sikap terpesona. Bahwasanya tidak semua orang memuliki kepekaan keindahan itu memang benar, tetapi pada umumnya manusia mempunyai perasaan keindahan. Sedangkan rasa tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja.
Maka jika manusia hidup tanpa keindahan pada hakikatnya dia sudah mati.  Keindahan bisa membuat kita gembira, bersyukur dan lain-lain. Orang yang hidup tanpa keindahan pada realita maka dia akan cenderung kurang bersemangat. Dan jika manusia hidup tanpa rasa tanggungjawab maka akan merugi hidupnya baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan membahas lebih dalam mengenai manusia,keindahan,dan tanggung jawab.



1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut:               
a)     Apa yang dimaksud dengan keindahan?
b)     Apa yang dimaksud keindahan menurut beberapa presepsi?
c)     Bagaimana keindahan menurut filsuf?
d)    Bagaimana hubungan manusia dengan keindahan?
e)     Bagaimana cara menentukan keindahan?
f)     Apa yang dimaksud dengan renungan?
g)    Apa saja teori-teori dalam renungan?
h)    Apa yang dimaksud dengan keserasian?
i)     Apa yang dimaksud tanggung jawab?
j)     Apa saja jenis – jenis tanggungjaawab?

1.3 Tujuan
            Dari pembelajaran melalui makalah yang saya buat ini dengan bantuan sumber-sumber yang ada,banyak sekali tujuan yang saya inginkan untuk kepentingan pembaca dan tentunya saya sendiri,yaitu:
1)      Mengetahui pengertian keindahan dari sudut pandang umum,filsuf,dan beberapa presepsi.
2)      Mengetahui alasan manusia menciptakan keindahan.
3)      Mengetahui hubungan manusia dengan keindahan.
4)      Mengetahui cara menentukan keindahan.
5)      Mengetahui pengertian renungan
6)      Mengetahui teori-teori dalam renungan
7)      Mengetahui pengertian keserasian
8)      Mengetahui pengertian tanggungjawab
9)      Mengetahui jenis-jenis tanggungjawab



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keindahan
            Keindahan adalah sesuatu hal yang sering kita lihat dan rasakan. Keindahan berasal dari kata indah, yang artinya adalah bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah adalah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga,bukit,pepohonan), Manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh) Keindahan adalah identik dengan kebenaran atau kenyataan.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya ‘Garis Besar Estetik’ (Filsafat Keindahan) dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”. Kata-kata itu berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar Katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir dipendekan sehingga ditulis “bellum”.
            Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan, dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai sesuatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan” the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kadang dicampuradukan saja disamping itu terdapat juga perbedaan menurut luasnya perngertian ini sebagai berikut:                        
1. Keindahan dalam arti luas                                                                                                                                                                                                                     
 Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan.

2. Keindahan dalam arti estetis murni
Dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran .Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.

3. Keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatannya.
            Dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan Si pengamat.





2.2 Pengelompokan Pengertian Keindahan Menurut Beberapa Presepsi
1.   Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy).
2.   Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang             saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order         of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3.   Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat         memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena           tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).                                                                  4.   Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winehelmann).
      Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu            nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan          yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury).
5.   Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
6.   Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam              waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan                    (Hemsterhuis).





2.3 Keindahan Menurut Filsuf
Filsuf adalah seseorang yang mempraktikkan filsafat, yang melibatkan penyelidikan rasional ke dalam bidang-bidang yang berada di luar baik teologi maupun sains. Pendapat filsuf digunakan dalam memaknai keindahan. Ia  merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beaty is unity of formal relations of our sense perceptions).
Sebagian filsuf lain menghubungan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure), yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran. Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat dari :
Ø  Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
Ø  Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .



2.4 Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar.
Kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang
Orang yang sholeh merupakan persahabatan yang paling indah. Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1.           Tata Nilai yang Telah Usang

Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad laki-laki.
Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "layar terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana, "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.

2.           Kemerosotan Zaman

Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang buruk terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam karya seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh W.S. Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini pengarang memprotes perbuatan buruk para pejabat, yang merendahkan derajat wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.

3.           Penderitaan Manusia

Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.


4.           Keagungan Tuhan

Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.



2.5 Cara-Cara Menentukan Keindahan
Cara-cara menentukan keindahan ada 4 cara yaitu:
1.      Renungan
Merenung adalah aktifitas berfikir mendalam (deep thinkings) yang sungguh berbeda dengan termenung. Merenung adalah secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam
Sedangkan termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan ofektivitasnya karena memang sedang out of control.Termenung bias dikatakan meratapi hidup, orang termenung pasti melakukan dialog dengan diri sendiri. Berarti hal ini banyak menguraikan masalah dari termenung, orang berbicara dengan nurani dan akalnya menyamakan persepsi antara hati dan otak.
Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung ternyata kita dapat  menciptakan suatu seni yang akan dijelaskan dalam beberapa teori yaitu:
1.      TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”.
Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.

2.      TEORI METAFISIK
Teori semi yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara

3.      TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903).

4.      TEORI KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.



5.      TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.  
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam din seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.

6.      TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualitas dari benda-benda. Kualitas bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.
   Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.

2.      Keserasian
 Keserasian adalah perbandingan antar kedua belah sesuatu menjadi sesuatu yang cocok. Contohnya anda menaruh vas bunga di atas meja ruang tamu, maka kedua hal tersebut adalah cocok. Anda menaruh palu dan dan kunci di tempat kotak peralatan, menaruh keyboard di depan monitor komputer, meletakkan selimut di atas kasur, itu merupakan bagian dari ke serasian, karena menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Lain halnya jika anda mencoba untuk menaruh palu di depan komputer, meletakkan vas di atas selimut, dan meletakkan selimut di dalam kotak peralatan. Itu merupakan hal yang tidak serasi. Serasi itu bisa dikatakan bukan hanya sesuatu yang cocok dan wajar, namun sesuatu yang memiliki nilai lebih dari wajar.
Keserasian Berasal dari kata "serasi" artinya cocok atau sesuai, memilki faktor perpaduan dan keseimbangan. Dalam hubungannya dengan keindahan, keserasian memiliki makna perpaduan antara berbagai unsur yang menjadi satu sehingga menimbulkan satu bentuk keindahan. Sehingga keserasian memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan keindahan, tanpa adanya keserasian, keindahan tidak akan terwujud dalam sebuah karya atau benda yang diciptakan manusia dalam tujuan estetika.
Keserasian sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi akan tampak indah. Dalam keselarasan seseorang memiliki perasaan seimbang, dan mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati .
Keserasian adalah kecocokan yang mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan kesimbangan, yang terdiri dari: Teori Objektif,Teori Subjektif,dan Teori Perimbangan yang telah kita bahas pada sub bab sebelumnya.

3.      Kehalusan
Kehalusan digunakan untuk menilai sesuatu, utamanya benda dan atau materi lainnya yang dapat dinilai dengan kata kehalusan. pada sisi lain, motif kehalusan dapat pula berkenaan dengan penilaian terhadap tingkah laku, budi pekerti, perbuatan, cara membawa diri, data karma, serta hal atau kondisi yang berkaitan dengan diri pribadi seseorang.
Jika pembahasan tentang kehalusan lebih difokuskan pada masalah keindahan, maka uraiannya terkait dengan aneka ragam bentuk seni.. dalam hal ini hakekat dari keindahan senantiasa didukung oleh kehalusan. Dalam suatu karya seni yang indah, hal itu sangat ditentukan oleh pengamat atau pemerhatian seni.
Kehalusan dalam keindahan seni, keberadaanya berpangkal dari dalam diri, bukan dari luar. Maksudnya seluruh elemen potensial yang terdapat di dalam diri terhimpun menjadi satu, kemudian mencual keluar dan bertumpu pada satu tujuan, digerakkan oleh indera pengamat, penghayatan dan penjiwaan, termasuk indera fisik. Untuk selanjutnya dituangkan ke dalam realita karya seni dengan kelembutan sehinnga menghasilkan suatu bentuk yang halus, membangkitkan rasa keindahan, mempertebal iman dan takwa atas dasar pengakuan terhadap anugerahnya berkenaan dengan kemampuan yang dimiliki dalam kajian pengkaryaan dibidang seni.
Identik dengan hal tersebut, Sapirin (1976.7) menjelaskan bahwa hasil seni yang diwujudkan oleh seorang seniman, biasanya merupakan hasil dari suatu ‘’ilham’’ yang merupakan panggilan terhadap jiwanya. Hasil seni yang baik, tentulah merupakan hasil yang mampu membangkitkan rasa keindahan pada manusia dan mempertebal takwa serta iman kapada tuhan yang maha agung.
Oleh karena itu, hakekat kehalusan dalam suatu karya seni esensinya tak terlepas dari hasil cetusan ilham, panggilan jiwa, terpadu dengan nilai katakwaan dan keimanan sehingga menimbulkan rasa keindahan. Bahkanmungkin hal inilah merupakan salah satu kunci yang menyebabkan suatu hasil karya seni tak mudah dijiplak karena di dalamnya dibuhul dan terikat oleh kuatan-kuatan tertentu yang berfungsi melindungi berbagai elemen yang mendukung unsur kehalusan dari hasil suatu karya seni.
Kehalusan suatu karya seni selain harus menghasilkan daya tarik pengamata n yang  cermat, dilain pihak untuk menyentuh inti saripati dari esensi kehalusanya harus digunakan dimensi pandangan jauh ke dalam (de inner ziendheid). Sehingga ditemukan inti saripati kehalusan yang hakiki di dalam suatu hasil karya seni, dan itulah keindahan.

4.      Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.




2.6 Kebutuhan manusia

Banyak sekali kebutuhan yang manusia perlukan di dalam kehidupan ini, kebutuhan  manusia adalah   salah   satu   aspek   psikologis yang   menggerakkan   mahluk   hidup   dalam aktivitas-aktivitasnya  dan  menjadi  dasar  (alasan)  berusaha.  Pada  dasarnya,  manusia bekerja  mempunyai  tujuan  tertentu,  yaitu mendapat status sosial bukan pengangguran,mencari pengalaman hidup,dan yang terpenting yaitu memenuhi kebutuhan hidup.  Kebutuhan  tidak terlepas  dari  kehidupan  sehari-hari.  selama  hidup  manusia  membutuhkan  bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan  dipengaruhi  oleh kebudayaan,  lingkungan, waktu,  dan  agama.  Semakin tinggi  tingkat  kebudayaan  suatu  masyarakat,  semakin  tinggi  /  banyak  pula  macam kebutuhan  yang  harus  dipenuhi. 
Adapun  macam    macam  kebutuhan  dibedakan menjadi beberapa bagian diantaranya :

a.       Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya

1.      Kebutuhan primer

Adalah   kebutuhan   utama  yang sangat   harus   terpenuhi,   artinya   apabila kebutuhan  tersebut  tidak  terpenuhi,  maka  manusia  akan  mengalami  kesulitan dalam  hidupnya  bahakan  akan  menyebabkan  kematian. Sandang merupakan kebutuhan manusia berupa pakaian, sedangkan pangan adalah kebutuhan pokok manusia seperti beras, jagung dan lain-lain, papan adalah kebutuhan manusia untuk memiliki hunia rumah atau tempat tinggal.

Namun, seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, kini kubutuahan akan kesehatan serta pendidikan masuk mejadi kebutuhan primer atau pokok bagi manusia. Dimana semua orang pelu mendapatkan pendidikan yang layak serta kesehatan untuk dapat memenuhi segala kebutuhan hidupunya.

2.      Kebutuhan sekunder

Adalah  kebutuhan  yang  pemenuhannya  setelah  kebutuhan  primer  terpenuhi maksudnya  kebutuhan  ini  menjadi  prioritas  kedua  setelah  kebutuhan  primer.
Sebenarnya apabila kebutuhan ini tidak dipenuhi pun tidak menjadi masalah, karena tidak menganggu keberlangsugan hidup manusia. Hanya saja kebutuhan manusai akan terdukung dengan baik apabila kebutuhan ini bisa dipenuhi oleh setiap masing-masing individu manusia itu sendiri.

Dalam kehidupanya kebutuhan sekunder setiap orang berbeda-beda. Karena kebutuhan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan sekunder:

1.      Faktor lingkungan tempat tinggal,
2.      Faktor psikologi atau gaya hidup, dan
3.      Faktor tradisi yang berlaku.

Ada banyak sekali kebutuhan sekunder yang dibutuhkan manusai sebagi penyokong dari kehidupanya. Dan berikut ini adalah beberapa contoh dari kebutuhan sekunder: olahraga, hiburan, sepeda motor, koran/surat kabar, telephone genga/handphone, tv, mesin cuci, kulkas dan masih banyak lagi yang lainya.
Semua contoh kebutuhan sekunder tersebut sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan adannya kemampuan setiap individu atau manusia dalam memenuhi kebutuhan ini, maka kebutuhan manusia akan berlangsung dengan baik.


3. Kebutuhan tersier

Adalah  kebutuhan  yang  dipenuhi  setelah  kebutuhan  primer  dan  sekunder terpenuhi  sifatnya  relative.  Tujuan dari kebutuhan ini adalah untuk menaikan status sosial seseorang, atau sering dikaitkan dengan kesanggupan seseorang dalam memenuhi hobby yang dimilikinya.

Dalam praktek kehidupan nyata, tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan tersiernya. Kebutuhan jenis ini biasanya hanya dapat dipenuhi oleh mereka golongan masyarakat yang memiliki satus ekonomi meneganh keatas atau orang-orang kaya saja.

Hiburan dan kesenangan belaka termasuk sifat dari kebutuhan tersier. Contoh dari jenis kebutuhan ini antara lain adalah seperti apartemen, berlian atau perhiasa, vila, mobil sport, jet pribadi, dan masih banyak lagi lainya.

b.      Kebutuhan menurut waktunya 

1.      Kebutuhan Sekarang
Adalah     kebutuhan yang     pemenuhannya     tidak     bisa     ditunda-tunda lagi/kebutuhan  yang  harus  segera  dipenuhi.
Contoh: paying  dibutuhkan  saat hujan dan obat - obatan pada saat sakit.

2.      Kebutuhan yang akan datang/masa depan
      Adalah  kebutuhan  yang  pemenuhannya  dapat  ditunda,  tetapi  harus  dipikirkan mulai sekarang.
Contoh: tabungan.

3.      Kebutuhan tidak terduga
                  Kebutuhan   ini   disebabkan   sesuatu   yang   terjadi   secara   tiba-tiba /   tidak disengaja yang sifatnya insidental.
Contoh : konsultasi kesehatan.


c.       Kebutuhan menurut sifatnya 

           1.Kebutuhan jasmani
              Adalah  kebutuhan   yang  diperlukan  untuk  pemenuhan  fisik/jasmani  yang sifatnya kebendaan.
Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat.

           2.Kebutuhan rohani
              Adalah   kebutuhan   yang   diperlukan   untuk   pemenuhan   jiwa   atau   rohani. Kebutuhan  ini  sifatnya  relatif  karena  tergantung  pada  pribadi  seseorang  yang membutuhkan.
Contoh: beribadah, rekreasi, kesenian, dan hiburan.

d.      Kebutuhan menurut subjeknya 

1. Kebutuhan individu
              Adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seorang saja. 
Contoh:  kebutuhan  dosen  saat  mengajar  berbeda  dengan  kebutuhan seorang dokter.

2. Kebutuhan sosial (kelompok)
              Adalah  kebutuhan  yang  diperlukan  untuk  memenuhi  kepentingan  bersama kelompok.
Contoh: siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan.




2.7 Unsur – unsur wajib dalam mencari arti hidup

1.      Memahami jati diri sendiri.

            Seseorang  harus  dapat  mengenali  karakter,  sifat    sifat  serta  segala  apapun  yang berhubungan denga jati dirinya. Lalu,mengapa kita harus dapat memahami jati diri sendiri? . Karena agar dapat mengetahui porsinya dalam melakukan atau  memilih  sesuatu.  Sebab  apabila  kita  salah  dalam  melakukan  atau  memilih sesuatu  (tidak  sesuai  porsinya)  maka  akan  menimbulkan  kerancuaan  sehingga akan mengalami kesulitan dalam menjalankan langkah kedepannya.

2.      Manusia harus berani menghadapi tantangan hidup yang terjadi pada dirinya.

            Apabila  kita  dapat  menghadapi  segala  rintangan  yang  terjadi  dalam  hidup  ini maka  berarti  kita  siap  dalam  menjalani  hidup  yang  dapat  dikatakan tidak   mudah   dan   instant.   Sebab   memerlukan kebulatan   niat,   semangat, kesabaran,dan konsistensi dalam mencapainya. Sebagai contoh: ketika kita harus belajar dengan giat untuk mencapai nilai yang terbaik,maka kita akan melakukan itu penuh dengan kerja keras tanpa mengeluh.

3.      Peka terhadap lingkungan sekitar.

Peka terhadap lingkungan sekitar sangat penting bagi setiap manuia karena hal itu akan menjadi cermin atau pelajaran dalam menjalani hidup. Selain itu lingkungan sekitar dapat dijadikan  wadah dalam menjalani atau melakukan perubahan dalam kehidupan. Contoh :  ketika kita memiliki kebiasaan suka menyiram tanaman di pagi hari,tanpa disadari kita diharuskan bangun pagi untuk menyiram tanaman dan tanpa disadari pula kita akan melakukan aktivitas – aktivitas lainnya.

4.      Berani bertanggungjawab.

Seseorang  yang  benar    benar  ingin  mencari  arti  hidup  ia  harus  siap  memikul tanggung  jawab  atas  segala  hal  yang  ia  lakukan.  Ini  menandakan  salah  satu cerminan akan pengorbanannya dalam mencari arti hidup yang sebenarnya.




2.8  Pengertian Tanggungjawab
Tanggungjawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
    Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertang­gung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupa­kan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.
    Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam ja­minan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak meng­ganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkait­an dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk indivi­dual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap diri­nya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakin­annya terhadap suatu nilai.
    Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhan­nya, manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.
    Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh po­tensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
    Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewa­jiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
·         Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.

·         Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung  jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,  karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang se­hubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba un­tuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertang­gung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.

2.9 Jenis – Jenis Tanggung Jawab
Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
A. Tanggungjawab terhadap diri sendiri
“If it is to be, it is up to me” maksud dari pepatah lama tersebut adalah hanya diri kita yang sepenuhnya bertanggungjawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita sendiri. Ada beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggungjwab kehidupan ini dengan baik. Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri. Selain itu, memahami tujuan hidup supaya
langkah untuk dikerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun yang terjadi. Kesuksesan dimasa depan tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan. Keadaan dalam merespon keadaan menentukan tingkat keberhasilan.
Suatu keadaan yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda pula. Sebagai contoh adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika Serikat. Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan bertekad untuk sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan tekadnya yang besar, maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika Serikat.
Sedangkan saudara kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara negatif. Sehingga ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menghancurkan dirinya sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan tindakan kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus dipersalahkan. Kesalahannya sendiri merupkan penyebab dari nasib buruknya itu.
Dalam kisah tersebut terdapat perbedaan rasa tanggungjawab hidup yang besar. Faktor pembeda yang pertama adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing individu. Sang kakak merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu, ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih kehidupannya yang lebih baik. Sedangkan sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya.
Sehingga sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggungjawab kehidupam ini dengan baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Sehingga, ia merasa tidak perlu bertanggungjawab terhadap kehidupan ini. Sementara sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Dilain pihak, sang adik tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka. Perbedaan tingkat rasa tanggungjawab hidup diantara mereka berdua telah menyebabkan perbedaan nasib yang sangat besar pula.
Dari contoh di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hanya diri kita sendirilah yang bertanggungjawab menentukan kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggungjawab terhadap nasib ataupun esuksesan kita. Peran dari orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapai usaha diri kita sendiri.

B. Tanggungjawab terhadap Keluarga
Secara tradisional keluarga adalah tempat dimana manusia saling memberikan tanggungjawabnya. Si orang tua bertanggungjawab kepada anaknya, anggota keluarga saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling membantu dalam keadaan susah, saling mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit. Ini terlepas dari apakah kehidupan itu berbentuk perkawinan atau tidak.
Di lihat dari segi tanggungjawab, orang tua adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap pendidikan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua, orang yang pertama kali dijumpai anak adalah orang tuanya, jadi secara tidak langsung ayah dan ibu adalah guru pertama bagi anak, disadari atau tidak oleh orang tua itu sendiri.

C. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan mereka. Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada
berbagai norma. Ini merupakan bentuk dari tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu.
Dalam negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termasuk dalam sebuah sistem hukum dan sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran) berdasarkan KUHP.

D. Tanggungjawab terhadap bangsa / negara
Pendidikan merupakan salah satu dari contoh bentuk tanggungjawab masyarakat atau lebih khususnya pelajar terhadap bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sumber Daya Manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting. Sedikitnya terdapat tiga alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang.
o   Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.
o   Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang
                         
o   Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan,fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda. Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa.


E. Tanggungjawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam.
Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.

F. Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
              Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

Contoh Artikel
Tanggung jawab negara merupakan salah satu isu penting yang selalu dibahas dalam hukum internasional. Hal ini dikarenakan negara merupakan subyek hukum utama dalam hukum internasional. Atas alasan itulah mengapa komisi hukum internasional (international law commission/ILC) mencoba melakukan studi dan kodifikasi perihal tanggung jawab negara. Upaya tersebut pada akhirnya hanya berbuah sebuah draft konvensi yaitu draft Articles on the Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts, yang diadopsi pada tahun 2001.
Dalam hukum internasional, tanggung jawab negara diartikan sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh negara kepada negara lain berdasarkan perintah hukum internasional.[1] Sederhananya, apabila suatu negara tidak memenuhi kewajiban yang dibebabkan kepadanya berdasarkan hukum internasional maka ia dapat dimintakan tanggung jawab. Akan tetapi faktanya tidak semudah itu sebab sulit untuk menilai apakah negara telah lalai atau tidak melaksanakan kewajibanya.
Untuk dapat menilai, maka yang perlu diperhatikan adalah soal tindakan sebuah negara. Dalam hukum internasional, tindakan negara dapat dibedakan antara tindakan negara dalam kapasitas publik (iure imperium) dan privat (iure gestiones). Konsep tanggung jawab negara pun sebenarnya lahir sebagai upaya untuk membedakan tindakan negara yang bersifat publik atau perdata.[2] Hal inilah yang kemudian diadopsi dalam draf konvensi tanggung jawab negara, pasal 1, yaitu: “Every internationally wrongful act of a state entails the international responsibility of that state.”
Kategorisasi tindakan negara yang salah sehingga dapat menimbulkan tanggung jawab adalah ketika suatu tindakan atau pembiaran (action/omission) itu melekat pada negara berdasarkan hukum internasional dan melanggar kewajiban internasional negara.[3] Unsur atribusi menjadi bagian penting untuk menilai apakah tindakan negara yang salah itu dilakukan dalam kapasitas publik atau perdata. Sebab salah satu tujuan dibuatnya rancangan konvensi tanggung jawab negara adalah untuk menyoroti tindakan negara dalam ruang publik.
Unsur atribusi sulit untuk dibuktikan karena tindakan atau pembiaran negara dilakukan oleh agen atau aparatusnya. Hal ini dikarenakan negara adalah entitas abstrak. Jika demikian apakah tanggung jawab atas kesalahan secara internasional tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya kepada sesuatu yang abstrak? Perihal inilah yang kemudian diatur dalam Pasal 4 -11 draft konvensi tanggung jawab negara. Pada pokoknya, tindakan atau pembiaran yang dilakukan aparatus negara dalam kapasitasnya menjalankan kebijakan negara yang menyalahi hukum internasional maka negara dapat dimintakan tanggung jawab.
Konsep tindakan negara yang diatribusi kepada tindakan aparatus negara ini menimbulkan suatu keadaan dilematis jika dikaitkan dengan hukum pidana internasional. Persoalanya adalah dalam hukum pidana internasional yang menjadi subyek pengaturan adalah individu bukan negara. Rezim hukum pidana internasional lahir dikarenakan adanya kehendak masyarakat internasional agar pelaku tindak pidana internasional tidak dapat melepaskan tanggung jawabnya dengan dalih melakukan kebijakan negara.
Padahal dalam konsep tanggung jawab negara, aparat negara melakukan perbuatanya berdasarkan kebijakan negara. Oleh karena itu, apakah tanggung jawab negara yang timbul karena melakukan kesalahan berdasarkan hukum internasional melepaskan tanggung jawab individu aparat negara tersebut?
Praktik hukum internasional sejak berakhirnya perang dunia kedua menunjukan secara jelas bahwa individu dapat dimintakan tanggung jawab secara pribadi atas perbuatan yang dilakukanya saat menjabat posisi tertentu. Pengadilan Nurnberg tahun 1945 mencontohkan bahwa para penjahat perang dikenakan tanggung jawab secara pribadi meskipun mereka berdalih hanya melaksanakan kebijakan negara. Pengadilan-pengadilan ad-hoc seperti International Criminal Tribunal For the former Yugoslavia (ICTY) tahun 1993 dan International Criminal Tribunal for Rwanda tahun 1994 juga dibentuk untuk menyeret para pelaku tindak pidana internasional untuk bertanggungjawab secara individual.
Pada akhirnya, penegasan komitmen masyarakat internasional untuk agar tiap individu bertanggungjawab atas tindak pidana internasional yang dilakukannya dikukuhkan melalui pembentukan pengadilan permanen pidana internasional, International Criminal Court (ICC) pada tahun 1998 melalui statuta Roma dan mulai efektif pada 1 Juli 2002.

  Pendapat saya mengenai Tanggung Jawab
Manusia adalah makhluk yang luar biasa. Manusia merupakan paduan antara makhluk material dan makhluk spiritual. dinamika manusia tidak tinggal diam saja, karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya untuk bertanggung jawab apa yang sudah dilakukannya, baik kepada hal-hal yang positif maupun kepada hal-hal yang negatif.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban diri seseorang.
Tanggung jawab dapat dapat disimpulkan sebagai wujud akan kesadaran untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri. Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika kita diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi, maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu tanggung jawab. Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk “menghindari” tanggung jawab, daripada “menerima” tanggung jawab.
Banyak orang mengelak bertanggung jawab, karena memang lebih mudah menggeser tanggung jawabnya, daripada berdiri dengan berani dan menyatakan dengan tegas bahwa, “Ini tanggung jawab saya!” Banyak orang yang sangat senang dengan melempar tanggung jawabnya ke pundak orang lain.
Oleh karena itulah muncul satu peribahasa, “lempar batu sembunyi tangan”. Sebuah peribahasa yang mengartikan seseorang yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sehingga dia membiarkan orang lain menanggung beban tanggung jawabnya. Bisa juga diartikan sebagai seseorang yang lepas tanggung jawab, dan suka mencari “kambing hitam” untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatannya yang merugikan orang lain.







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Jadi, Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah yang selalu berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia. Manusia diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Adapun cara-cara menentukan keindahan yaitu: renungan, keserasian, kehalusan, kontemplasi dan ekstansi. Sedangkan tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab memiliki beberapa jenis yaitu: tanggungjawab terhadap diri sendiri,tanggungjawab terhadap keluarga, tanggungjawab terhadap masyarakat, tanggungjawab terhadap bangsa/negara, tanggungjawab terhadap Tuhan, pengabdian dan pengorbanan.
            Manusia,keindahan,dan tanggungjawab sangat erat kaitannya. Manusia membutuhkan keindahan untuk menghibur dirinya agar terhindar dari stres seperti memandang alam,melihat lukisan-lukisan yang indah,dan lain sebagainya. Begitupula dengan tanggungjawab. Tanggungjawab sangat dibutuhkan pada manusia karena dengan rasa tanggungjawab hidupnya akan lebih teratur dan dapat dipercaya oleh orang lain.

3.2 Saran
            Demikian makalah berjudul “MANUSIA,KEINDAHAN,DAN TANGGUNGJAWAB” yang dapat saya buat berdasarkan dari berbagai sumber. menyadari bahwa saya masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih fokus dan rinci dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ”Manusia dan Keindahan”. 14 Januari 2018. https://nanopdf.com/download/v-manusia-dan-keindahan-keindahan_pdf

Pasaribu,Fernando. “Manusia dan Keindahan”. 9 januari 2013. file:///C:/Users/user/Downloads/bab-05-manusia-dan-keindahan1.pdf


Anonim.”Manusia dan Tanggung Jawab”. 4 Januari 2017. https://datenpdf.com/download/manusia-dan-tanggung-jawab-4_pdf

Aqimuddin,Eka.Tanggung Jawab Negara Terhadap Tindak Pidana Internasional”. 13 maret 2012.  http://www.negarahukum.com/hukum/tanggung-jawab-negara-terhadap-tindak-pidana-internasional.html





  Tugas Matematika  dan  Ilmu  Alamiah Dasar "IPTEK dan Perkembangannya" NAMA   : NABILA ZAHARA KELAS   : 1PA03 N...