Kamis, 02 Mei 2019

 Tugas Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar

"IPTEK dan Perkembangannya"


NAMA  : NABILA ZAHARA
KELAS  : 1PA03
NPM  : 15518086
MATA KULIAH  : MATEMATIKA DASAR & ILMU ALAMIAH DASAR
DOSEN  : APRILIA MAHARANI AYUNINGSIH






PERKEMBANGANNYA IPTEK SAAT INI

     Secara harfiah teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tecnologia” yang berarti pembahasan sistematik mengenai seluruh seni dan kerajinan. Istilah tersebut memiliki akar kata “techne” dalam bahasa Yunani kuno berarti seni (art), atau kerajinan (craft). Teknologi dapat dimaknai sebagai ”pengetahuan mengenai bagaimana membuat sesuatu (know-how of making things) atau “bagaimana melakukan sesuatu” (know-how of doing things), dalam arti kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan nilai yang tinggi, baik nilai manfaat maupun nilai jualnya (Martono, 2012, p.276).

      Manusia menggunakan teknologi karena memiliki akal. Dengan akalnya manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
   
     Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Teknologi juga memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Manusia juga sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi teknologi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.

     Pada era globalisasi saat ini, penguasaan teknologi menjadi prestise dan indikator kemajuan suatu negara. Negara dikatakan maju jika memiliki tingkat penguasaan teknologi tinggi (high technology), sedangkan negara-negara yang tidak bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi sering disebut sebagai negara gagal (failed country).

     Negara-negara yang berjaya ini menjadi adikuasa (powerful), kaya raya (prosperous), dan berprestise (prestigious) karena bermodalkan teknologi. Oleh karena itu, memasuki Milenium III ini, tidak mengherankan berkembang keinginan untuk memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai teknologi. Terobosan teknologi di bidang mikro-elektronika, bio teknologi, telekomunikasi, komputer, internet, dan robotik telah mengubah secara mendasar cara-cara kita mengembangkan dan mentransformasikan teknologi ke dalam sektor produksi yang menghasilkan barang dan jasa dengan teknologi tinggi (Buhal, 2000, p.i).

     Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata kemajuan teknologi saat ini benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia (Dwiningrum, 2012, p.171).

     Di sisi lain, manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia modern. Kemajuan teknologi, yang semula untuk memudahkan manusia, ketika urusan itu semakin mudah, maka muncul “kesepian” dan keterasingan baru, yakni lunturnya rasa solidaritas, kebersamaan, dan silaturrahmi. Contohnya penemuan televisi, komputer, internet, dan handphone telah mengakibatkan kita terlena dengan dunia layar.

     Layar kemudian menjadi teman setia, bahkan kita lebih memperhatikan dunia layar dibandingkan istri/suami, dan anak sekalipun. Hampir setiap bangun tidur kita menekan tombol televisi untuk melihat layar, pergi ke kantor tekan tombol handphone melihat layar untuk ber-sms, BBM (Blackberry Messenger) ria atau main game, sampai di kantor sudah tersedia layar komputer atau layar televisi.





TINGKATAN TEKNOLOGI BERDASARKAN PENERAPANNYA


Teknologi Tinggi ( Hi – tech )

Suatu jenis teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru. Contoh : computer, laser, bioteknologi, satelit komunikasi dan sebagainya. Ciri – ciri teknologi ini adalah padat modal, didukung rasilitas riset dan pengembangannya, biaya perawatan tinggi, ketrampilan operatornya tinggi dan masyarakat penggunanya ilmiah.

Teknologi Madya

Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung masyarakat yang lebih sederahan dan dapat digunakan dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan. Ciri teknologi madya adalah tidak memerlukan modal yang terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan baru, karena telah bersifat rutin. Penerapan teknologi maday ini bersifat setengah padat modal da padat karya, unsur – unsur yang mendukung industrinya biasanya dapat diperoleh di dalam negeri dan keterampilan pekerjanya tidak terlalu tinggi.

Teknologi Tepat Guna

Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan yang digunakan sederhana dan pelaksanaannya bersifat padat karya. Biasanya dilakukan di negara – negara berkembang, karena dapat membantu perekonomian pedesaan, mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi teknologi dari tingkat paling sederhana.





PERANAN IPTEK TERHADAP BIDANG SOSIAL BUDAYA

     Perubahan sosial budaya merupakan suatu perubahan y
ang menyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, aturan aturan hidup berorganisasi, dan filsafat. Jadi, teknologi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya perubahan sosial budaya.
     Perubahan sosial mempunyai tiga dimensi, yaitu:  Pertama, dimensi struktural mengacu pada perubahan-perubahan dalam bentuk struktur masyarakat, menyangkut perubahan dalam peranan, munculnya peranan baru, perubahan dalam struktur kelas sosial, dan perubahan dalam lembaga sosial. Kedua, dimensi kultural mengacu pada perubahan kebudayaan dalam masyarakat.
Perubahan ini meliputi;
(1) inovasi kebudayaan, merupakan komponen internal dalam suatu masyarakat. Inovasi kebudayaan yang paling mudah ditemukan adalah munculnya teknologi baru. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks memaksa individu untuk berpikir kreatif dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

(2) difusi, merupakan komponen eksternal yang mampu menggerakkan terjadinya perubahan sosial. Sebuah kebudayaan mendapatkan pengaruh dari budaya lain, kemudian memicu perubahan kebudayaan dalam masyarakat yang “menerima” unsur-unsur budaya tersebut.

(3) integrasi, merupakan wujud perubahan budaya yang “relatif lebih halus”. Hal ini disebabkan dalam proses ini terjadi penyatuan unsur-unsur kebudayaan yang saling bertemu untuk kemudian memunculkan kebudayaan baru sebagai hasil penyatuan berbagai unsur-unsur budaya tersebut (Martono, 2012, p.6).

Ketiga, dimensi interaksional mengacu pada adanya perubahan hubungan sosial dalam masyarakat. Dimensi ini meliputi (Martono, 2012, pp.7-8):

a. Perubahan dalam frekuensi. Perkembangan teknologi telah menyebabkan berkurangnya frekuensi individu untuk saling bertatap muka. Semua kebutuhan untuk berinteraksi dapat dipenuhi dengan memanfaatkan teknologi. Seorang nasabah bank tidak perlu berulang kali bertemu dengan petugas teller bank. Fungsi dan peran teller bank telah tergantikan oleh mesin ATM (Automatic Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri) yang mampu melayani nasabah selama 24 jam di mana saja, tanpa harus mengantri lama, atau menulis formulir tertentu.

b. Perubahan dalam jarak sosial. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menggeser fungsi “tatap muka” dalam proses interaksi. Individu tidak harus bertatap muka untuk dapat melakukan komunikasi dan interaksi secara langsung. Bahkan ketika dua individu berada di tempat yang sangat jauh, mereka bisa tetap berkomunikasi meskipun dalam jarak ribuan kilometer.

c. Perubahan perantara. Mekanisme kerja individu dalam masyarakat modern banyak bersifat serba “online”, menyebabkan individu tidak banyak membutuhkan “orang lain” dalam proses pengiriman informasi. Pada zaman dulu, seorang raja yang ingin menyampaikan berita untuk kerajaan tetangga, menyuruh prajurit untuk menyampaikan surat ke kerajaan tetangga tersebut. Namun, pada masa modern sekarang, informasi antar negara dapat langsung disampaikan tanpa melalui orang lain sebagai perantara.

d. Perubahan dari aturan atau pola-pola. Banyak aturan serta pola-pola hubungan yang mengalami perubahan seiring perkembangan masyarakat. Emansipasi perempuan dalam dunia kerja misalnya, telah mengubah cara pandang masyarakat. dalam menyikapi “perempuan yang pulang malam”. Bila sebelumnya perempuan yang sering keluar atau pulang malam sering dikonotasikan sebagai “perempuan nakal”, namun sekarang masyarakat telah memandang hal tersebut sebagai hal yang biasa karena pada saat sekarang banyak perempuan yang bekerja sampai larut malam atau bahkan bekerja pada malam hari.

e. Perubahan dalam bentuk interaksi. Interaksi antar individu tidak sekaku pada masa lalu ketika interaksi harus dilakukan secara tatap muka. Di era sekarang, interaksi dapat dilakukan kapan saja melalui telepon, handphone, email, chatting, facebook, Yahoo!Messenger, Twitter, Internet Relay Chatting, dan berbagai teknologi canggih lainnya.

Perubahan sosial terbagi atas dua wujud sebagai berikut:
1). Perubahan dalam arti kemajuan (progress) atau menguntungkan.
2) Perubahan dalam arti kemunduran (regress) yaitu yang membawa pengaruh kurang menguntungkan bagi masyarakat.

      Kemajuan teknologi di satu sisi merupakan contoh perubahan sosial yang bersifat kemajuan karena mempermudah aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di sisi lain kemajuan teknologi juga merupakan contoh perubahan sosial yang bersifat kemunduran karena manusia menjadi tergantung dengan teknologi (budak teknologi) bukan manusia yang menguasai teknologi akan tetapi teknologi yang menguasai manusia.





CONTOH PERKEMBANGAN IPTEK

Perkembangan mesin pendingin untuk ikan

     Di daerah pantai, untuk mengawetkan ikan - ikan hasil laut yang akan dijual, agar tidak cepat membusuk tetapi kondisi ikan ikan hasil laut masih dalam keadaan segar dipergunakan pecahan pecahan es batu. Ikan ikan hasil laut ditempatkan dalam wadah tertentu, kemudian ditaburi dengan pecahan pecahan es batu. Tujuannya adalah, mengkondisikan ikan ikan hasil laut agar berada pada suhu yang rendah. Pada suhu rendah (di bawah 0 derajat celcius), bakteri tidak aktif dan tidak dapat berkembang biak, sehingga proses pembusukan ikan tidak dapat berlangsung. 

     Sampai saat ini, proses pengawetan ikan di daerah pantai dengan cara pendinginan masih mempergunakan cara seperti ini. Sistem ini mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, proses pendinginan ikan ikan hasil laut berlangsung tidak lama. Dengan berjalannya waktu, es akan mencair. Jika diinginkan ikan ikan hasil laut tetap dalam keadaan dingin, segar dan tidak cepat membusuk, maka es harus segera disediakan dan ikan ikan harus segera ditaburi dengan es kembali. Kedua, sistem pendinginan dengan cara ini tidak praktis dan boros waktu, karena harus menyediakan es cukup banyak dan menyediakan waktu untuk mengangkut es, memecah mecah es, menaburi ikan ikan dengan es dan membuang air dari meleburnya es setiap harinya.

     Walaupun masih ada yang menggunakan cara tradisional, adapula yang telah mengikuti perkembangan teknologi yaitu dengan menggunakan refrigeran sekunder. Cara ini sudah tidak lagi menggunakan es. Refrigeran sekunder dipilih tidak beku pada suhu di bawah nol derajat celcius. Refrigeran sekunder yang dipergunakan untuk membekukan ikan hasil laut disirkulasikan oleh pompa. Setelah dipergunakan mendinginkan ikan, refrigeran sekunder didinginkan kembali oleh mesin pendingin dan dipompa kembali ke bak pendingin ikan ikan hasil laut.

     Adanya perkembangan teknologi ini para nelayan mendapatkan keuntungan, yaitu : 
(1) Praktis, karena suhu refrigeran sekunder dapat diatur dan dijaga pada suhu tertentu sesuai yang dikehendaki serta dapat berlangsung secara terus menerus selama mesin pendingin hidup. 
(2) tidak merepotkan dan tidak boros waktu.

     Jadi, pernanan IPTEK dalam proses pendinginan ikan mendatangkan banyak manfaat bagi para nelayan khususnya dalam bidang ekonomi, yaitu:
1. Nelayan dapat lebih cepat menjual ikan ikannya karena waktu pendinginan ikan juga lebih cepat.
2. Para pembeli pun banyak yang percaya kepada nelayan itu karena ikan ikan yang mereka beli selalu dalam keadaan segar.
3. Pembeli tidak segan untuk membayar sedikit mahal untuk kualitas ikan yang baik. 







REFERENSI

Kusbandono, Wibowo. (2015). COP mesin pendingin refrigeran sekunder.  Jurnal Penelitian, vol.19,           79-86.

Ngafifi, Muhamad. (2014). Fondasi dan aplikasi. Jurnal Pembangunan Pendidikan, vol .2, 33-47.






Minggu, 07 April 2019


PROSES TERJADINYA ALAM SEMESTA


NAMA  : NABILA ZAHARA
KELAS  : 1PA03
NPM  : 15518086
MATA KULIAH  : MATEMATIKA DASAR & ILMU ALAMIAH DASAR
DOSEN  : APRILIA MAHARANI AYUNINGSIH




A. Kejadian alam Semesta Menurut Saintifik

            Adanya keterbatasan menuntut manusia untuk terus berfikir dan berfikir, sehingga lahir teori-teori baru yang menjelaskan atau melengkapi teori-teori sebelumnya. Ilmu yang mempelajari mengenai sifat, evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut kosmologi. Beberapa teori yang menjelaskan proses terbentuknya alam semesta antara lain teori big bang, teori keadaan tunak, serta teori Osilasi. 


1. Big bang theory (Teori dentuman besar)

            Teori Big Bang Teori Big Bang *³ di dalam fisika kosmologi menyatakan bahwa alam semesta muncul dari suatu keadaan yang sangat pekat dan panas sekitar 13,7 juta tahun yang silam. Sejak itu, semesta telah berkembang dengan perjalanan waktu seraya menghasilkan tata surya. Para ahli fisika tidak sepenuhnya sepakat tentang apa yang terjadi sebelum ini, meskipun relativitas umum memprediksikan ketunggalan gravitasi. Adalah Georges Lemaître, pastur Roma Katholik dari Belgia, yang mengusulkan bahwa terjadinya alam semesta bermula dari ”ledakan” dari ”atom primeval” – yang kemudian hari dikenal dengan nama Big Bang. 

           5 Istilah Big Bang digunakan dalam pengertian sempit untuk merujuk titik waktu ketika espansi semesta yang teramati (dalil Hubble) mulai – dihitung sebagai 13.7 juta (1.37 x 10¹º) tahun silam (±2%). Pengertian ini mengacu pada paradigma kosmologis yang berkembang yang menjelaskan asal usul dan ekspansi alam semesta dan juga pembentukan zat primordial melalui nucleosynthesis sebagaimana diprediksi oleh teori Menurut teori Alpher-Bethe-Gamow




            Alam semesta muncul dari suatu keadaan yang sangat pekat dan panas (bagian bawah). Alpher-Bethe-Gamow. Atas dasar model ini pada th. 1948 George Gamov secara kualitatif membuat prediksi adanya cosmic microwave background radiation (CMB).Selanjutnya yang dinamakan CMB itu sendiri ditemukan pada th 1964 dan semakin memperkokoh teori Big Bang dan memperlemah saingannya teori steady state. Kosmologi Big Bang semakin maju pesat pada dasa warsa1990-an dan awal abad 21 dengan berkembangnya teknologi teleskop dan dengan semakin banyaknya data satelit seperti yang berasal dari COBE, the Hubble Space Telescope and WMAP. 


2. Teori Steady-state (Teori Keadaan Tetap ) 

                Teori ini berpandangan bahwa alam semesta selalu berkembang tetapi tetap bertahan dalam kepekatan rata-rata yang konstan. Benda-benda terus tercipta membentuk bintangbintang dan galaksi baru dengan tingkat kecepatan yang sama sehingga benda-benda langit menjadi tak teramati sebagai akibat dari jarah yang makin menjauh dan daya yang menyurut.Dalam perhitungan waktu, steady state tidak mengenal permulaan dan akhir. 

           Teori ini mula-mula dikemukakan oleh Sir James Jeans pada tahun 1920 dan kemudian direvisi oleh Hermann Bondi dan Thomas Gold pada th. 1948. Selanjutnya dengan timbulnya beberapa persoalan baru karena adanya hipotesis alternatif Big Bang, teori steady state disempurnakan lebih lanjut oleh Sir Fred Hoyle. Pengamatan selanjutnya menunjukkan bukti-bukti yang bertolakbelakang dengan gambaran steady state dan sebaliknya justru lebih banyak mendukung model Big Bang.


3.  oscillation theory (Teori osilasi)

               Teori osilasi berpendapat bahwa terdapat suatu siklus di jagat raya. Setiap siklus mengalami satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun, dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi dan bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah 32 terbentuk meredup dan unsur-unsur yang telah terbentuk tersebut menyusut dengan mengeluarkan energi berupa panas yang sangat tinggi. Hal ini dikenal juga dengan nama oscillating theory. 

              Teori osilasi menduga bahwa lama semesta tidak ada awal dan tidak ada akhirnya. Sekarang alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi yang dimulai dengan big bang, kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan mulai collapse. Akhirnya mencapai titik koalisensi asal dimana temperatur dan tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke dalam partikel-partikel elementer sehingga terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi (Tjasyono, 2008).

               Teori alam semesta ekspansi menyatakan bahwa semua materi bergerak saling menjauhi dan bermula dari massa termampat. Materi tersebut akan termampatkan dan meledak lagi yang dilanjutkan dengan pemuaian lagi. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak ataupun tercipta, melainkan hanya berubah tatanannya atau hanya mengalami goyangan (oscillation). Dengan adanya pemikiran teori osilasi, hal ini menunjukkan teori tersebut mempertahankan bahwa alam semesta itu terhingga dan bukan tidak terhingga. Para astronomi terus melakukan pengujian terhadap model-model kosmologi atau berusaha memberikan penjelasan yang lebih mudah diterima oleh akal pikiran manusia. Hal tersebut membuktikan bahwa model-model kosmologi tidak dapat dinantikan sampai terjadi perubahan masa mendatang yang relatif lama. Oleh karena itu, kita menguji modelmodel tersebut dengan cara membandingkan penampilan alam semesta pada jarak yang berbeda. 

              Menurut teori keadaan tetap, setiap galaksi akan berkembang dan mati, tetapi selalu diganti dengan yang baru, sehingga yang tua dan yang muda selalu terdapat bersama-sama. Pada umumnya galaksi yang ditemukan rata-rata berusia sama.

               Suatu petunjuk yang menyatakan bahwa teori keadaan tetap itu mungkin tidak benar karena terdapat quasar. Jika quasar mengikuti hukum hubungan jarak dan kecepatan seperti halnya galaksi, maka penyebaran quasar di antariksa seragam dan berjalan dengan teori keadaan tetap. Hal lain yang diramalkan oleh teori keadaan tetap ialah jarak rata-rata antar galaksi tidak berubah dan selalu sama untuk galaksi-galaksi pada berbagai jarak. Dengan ditangkapnya sinyalsinyal radio kosmis yang sangat lemah, maka mungkin terdapat sumber-sumber radio kosmis yang sangat jauh berupa galaksi. Teori keadaan tetap tidak benar dan kurang dapat dipertahankan.
               Hal ini diperkuat penyelidikan Penzias dan Wilson yang menangkap radiasi dari gelombang radio mikro yang memenuhi persyaratan untuk radiasi dari benda hitam dengan suhu 3K. Gelombang itu ternyata datang ke segala arah seakan-akan seluruh bola langit memancarkan radiasi itu. 



Pemikiran Spekulatif Proses Terbentuknya Alam Semesta 

            Pada waktu dahulu orang Yunani mengira bahwa bumi dan langit sangat dekat, dan bumi adalah sangat kecil apabila dibandingkan dengan langit itu. Mereka beranggapan bahwa bumi itu diatur oleh beberapa dewa, diantaranya Dewa Zeus sebagai Dewa Guntur dan Helios sebagai Dewa Matahari. Anggapan itu makin lama makin tidak lagi diikuti oleh masyarakat, berkat pengamatan yang lebih teliti oleh orang-orang di zamannya (Dirsdjosoemantri, 2001). 

        Tokoh pertama yang mengembangkan kosmologi dari Yunani adalah Phyhagoras yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif (Comins and Kaufmann: 2008). Pythagoras yang hidup 2500 tahun sebelum masehi mengatakan bahwa bumi seperti bola yang tanpa ujung pangkal dan benda-benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan planet-planet terletak pada bola-bola konsentris (sepusat) yang berputar mengitari suatu sumber api sebagai pusat alam semesta.



        Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola berbentuk geometri paling sempurna. Ia berpendapat bahwa semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran karena mereka diciptakan oleh makhluk paling sempurna, yaitu Tuhan. Menurut Palto, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk lingkaran.



               Eudoxus murid Plato, mengembangkan teori berdasarkan pengamatan benda-benda langit. Menurutnya, semua planet terletak pada bola-bola konsentris dan pergerakan planet-planet tersebut disebabkan karena rotasi bola-bola ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi bola-bola ini berbeda, maka efeknya adalah pergerakan planet, misalnya gerak retrograd atau gerak maju mundur planet Mars (Admiranto, 2009).



               Aristoteles seorang ahli filsafat bangsa Yunani hidup 200 tahun setelah Pythagoras mencoba menerangkan tentang peredaran Bulan, Venus, Mars dan planet-planet lain. Aristoteles berpendapat bahwa di atas bumi terdapat delapan langit yang terdiri dari kristal kaca tembus cahaya. Langit bulan yang beredar pada bumi dianggap terikat pada bumi merupakan langit yang terdekat. Kemudian di atasnya terdapat langit Merkurius dan langit Venus. Di atasnya lagi terdapat langit Matahari, langit Mars, langit Yupiter, dan langit Saturnus, sedangkan bintangbintang terdapat pada langit kedelapan.



             Aristoteles mengatakan: bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat, dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang ada yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang diamati pada planet Mars (gerak retrograd) yang sebenarnya diakibatkan oleh kedudukan orbit Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar 22 dari 55 buah bola ini merupakan tempat kedudukan bintang yang tetap diam dan di luar sistem bola terdapat penggerak utama sistem semesta ini yang dalam bahasa Latin dinamakan primum mobile (Admiranto, 2009).

                Ptolomeus seorang ahli filsafat bangsa Yunani lain yang hidup 100 tahun setelah Aristoteles menyusun teori baru mengenai kosmos dan Ptolomeus mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa benda-benda langit itu semua beredar mengelilingi bumi pada ruang yang kosong. Kemudian teori itu diakui kebenarannya oleh Gereja Kristen 200 tahun setelah Ptolomeus meninggal di Iskandaria (Mesir). Ptolomeus mengatakan bahwa semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik dan lintasan benda ini disebut epicycle. Epicycle bergerak dalam lingkaran yang lebih besar yang disebut deferent. Bumi bukan pusat deferent melainkan terletak tidak terlalu jauh dari pusat deferent, yakni pada titik yang disebut equant (Smith, 1994).


            Aristarchus dari Samos, mengatakan pusat alam semesta bukan bumi melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa planet yang mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran (Franklin and Marshall, 1990). Hipotesis Geosentris bertahan hingga belasan abad. Pada abad ke-15 terjadi revolusi besar dalam teori tentang tata surya, yang diusulkan oleh Nicolas Copernicus (1473-1543) (Smith, 1994).

            Copernicus lahir di Torum-Polandia (1473-1543) kemudian pergi belajar ke Italia. Setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet, Ia menarik kesimpulan bahwa hanya bulan saja yang beredar mengelilingi bumi, sedangkan planet-planet lain tidak, tetapi semuanya beredar mengelilingi matahari. Copernicus pada waktu itu merahasiakan penemuannya, karena takut dihukum (Dirsdjosoemantri, 2001). Copernicus sebagaimana Aristarchus mengusulkan bahwa semua benda langit termasuk bumi bergerak mengitari matahari dalam orbit berbentuk lingkaran. Teori heliosentris ini dituangkan dalam buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelesticum (Moore and Nicholson, 1985).



         Galileo Galilei (1610) yang pada zamannya telah ditemukan teleskop, menemukan bahwa Yupiter bukan hanya sebuah titik cahaya kecil, melainkan sebuah bola besar dengan empat buah pengiringnya dan menemukan jalur hitam di permukaan bulan yang di duga samudra. Dia juga membenarkan teori Copernicus, karena dia menyetujui pernyataan Copernicus, maka dihukum (dipenjara) oleh pengadilan gereja sampai meninggal.







B. Kejadian alam Semesta Menurut Al - Qur'an

A. Tinjauan Alquran Tinjauan alquran mengenai penciptaan alam semesta terutama dibahas pada dua ayat berikut: 


1. Qs. Al anbiya: 30 




 Artinya: “……dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”


Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari ayat tersebut: 


1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran

       (Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat) mengetahui (orang-orang yang kafir itu, bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu merupakan suatu yang padu) bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis.pula. 

      Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami jadikan) air yang turun dari langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu yang hidup) tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab bagi kehidupannya. (Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-Ku (Quthb, 2004).


2) Tafsir Misbah Quraish Shihab 

       Menurut Shihab (2002) dalam menafsirkan ayat tersebut Apakah orang-orang kafir itu buta hingga tidak melihat bahwa langit dan bumi pada awal penciptaannya adalah satu kesatuan dan saling melekat satu sama lain, lalu dengan kekuasaan Kami masing-masing dipisahkan? Tidak melihat pulakah mereka bahwa dari air yang tak mengandung kehidupan Kami dapat membuat segala sesuatu menjadi hidup? Lalu, setelah itu mereka tetap juga membangkang dan tidak percaya bahwa tiada tuhan selain Kami?. Ayat ini mengungkap konsep penciptaan planet, termasuk bumi, yang belakangan dikuatkan oleh penemuan ilmu pengetahuan mutakhir dengan teori-teori modernnya. Dalam konsep itu dinyatakan bahwa pada dasarnya bumi dan langit merupakan satu kesatuan yang bersambungan satu sama lain.

         Kenyataan itu pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan mdern dengan sejumlah bukti yang kuat. Kata al-fatq pada ayat ini berarti 'pemisahan', yaitu pemisahan bumi dari langit yang sebelumnya menyatu. Ini pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa teori yang dapat mengungkap sejumlah gejala berkaitan dengan hal ini tetapi tidak dapat mengungkap beberapa gejala yang lain. Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan: tidak ada satu teori pun yang paling akurat dan disepakati oleh seluruh ahli. Namun demikian, berikut ini ada baiknya kalau kita melihat dua dari sejumlah teori itu, sebagai contoh.


         Teori pertama, berkaitan dengan tercpitanya tata surya, menyebutkan bahwa kabut di sekitar matahari akan menyebar dan melebar pada ruangan yang dingin. Butir-butir kecil gas yang membentuk kabut akan bertambah tebal pada atom-atom debu yang bergerak amat cepat. Atom-atom itu kemudian mengumpul, akibat terjadinya benturan dan akumulasi, dengan membawa kandungan sejumlah gas berat. 

           Seiring dengan berjalannya waktu, akumulasi itu semakin bertambah besar hingga membentuk planet-planet, bulan dan bumi dengan jarak yang sesuai. Penumpukan itu sendiri, seperti telah diketahui, mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan yang pada gilirannya membuat temperatur bertambah tinggi. Dan pada saat kulit bumi mengkristal karena dingin, dan melalui proses sejumlah letusan larva yang terjadi setelah itu, bumi memperoleh sejumlah besar uap air dan karbon dioksiada akibat surplus larva yang mengalir. Salah satu faktor yang membantu terbentuknya oksigen yang segar di udara setalah itu adalah aktivitas dan interaksi sinar matahari melalui asimilasi sinar bersama tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan. 

           Teori kedua, berkenaan dengan terciptanya alam raya secara umum yang dapat dipahami dari firman Allah Swt. : "…anna alsamâwâti wa al-ardla kânatâ ratqan…" yang berarti bahwa bumi dan langit pada dasarnya tergabung secara koheren sehingga tampak seolah satu massa. Hal ini sesuai dengan penemuan mutakhir mengenai teori terjadinya alam raya. Menurut penemuan itu, sebelum terbentuk seperti sekarang ini, bumi merupakan kumpulan sejumlah besar kekuatan atom-atom yang saling berkaitan dan di bawah tekanan sangat kuat yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh akal. 

         Selain itu, penemuan mutakhir itu juga menyebutkan bahwa semua benda langit sekarang beserta kandungan-kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya dan bumi, sebelumnya terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola yang jari-jarinya tidak lebih dari 3.000.000 mil. Lanjutan firman Allah yang berbunyi "…fa fataqnâhumâ…" merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang mengakibatkan tersebarnya benda-benda alam raya ke seluruh penjuru, yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda langit yang terpisah, termasuk tata surya dan bumi. Sedangkan ayat yang berbunyi "wa ja'alnâ min al-mâ'i kulla syay'in hayyin" telah dibuktikan melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan (Shihab, 2002).


3) Tafsir Ibnu Katsir 

         Allah Ta‟ala berfirman mengingatkan tentang keesaan-Nya yang sempurna dan kerajaan-Nya yang agung. “dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui”, yaitu orang-orang yang mengingkari kekuasaan Allah. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah adalah Rabb Yang Maha Esa dalam penciptaan lagi bebas dalam penataan, maka bagaimana mungkin Dia layak disekutukan bersama yang lain-Nya? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya adalah bersatu? Lalu berpecah-belah, maka langit menjadi tujuh dan bumi menjadi tujuh serta antara langit dan bumi dipisahkan oleh udara, hingga hujan turun dari langit dan tanah pun menumbuhkan tanam-tanaman. Untuk itu Dia berfirman: “dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” yaitu mereka menyaksikan berbagai makhluk, satu kejadian secara nyata. Semua itu adalah bukti tentang adanya Maha Pencipta yang berbuat secara bebas lagi Maha Kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya (Katsir, 2004) 



2. QS Adz-Dzariyat: 47




 Artinya: “….dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya”. Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari ayat tersebut: 

1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran 

              (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami) dengan kekuatan Kami (dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa) dikatakan Adar Rajulu Ya-idu Qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat. Dikatakan Awsa'ar Rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan (Quthb, 2004). 

2) Tafsir Misbah Quraish Shihab 

               Langit itu Kami kokohkan dengan kekuatan Kami. Sesungguhnya Kami mampu menjadikannya lebih dari itu. Dan bumi itu Kami bentangkan. Maka sebaik-baik yang mempersiapkannya untuk tempat tinggal adalah Kami. Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah. Di antaranya, bahwa Allah Swt. menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Kata samâ' (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di atas dan menaungi. Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar benda-benda langit seperti planet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit. 

               Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan tak terbatas, sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya. Menurut ilmu pengetahuan modern, satu tahun cahaya berarti jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan 300.000 km per detik. Frase "Wa Innâ Lamûsi'ûn" ('dan Kami meluaskannya') menunjukkan hal itu. Artinya, Kami meluaskan alam tersebut dengan sebegitu luasnya sejak diciptakan. 
      
               Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa meluasnya alam terus berlangsung sepanjang masa. Ini juga telah ditemukan dalam ilmu pengetahuan modern yang dikenal dengan teori ekspansi. Menurut teori tersebut, nebula di luar galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bahkan benda-benda langit dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya (Shihab, 2002). 

3) Tafsir Ibnu Katsir 

               Allah dalam ayat ini berfirman seraya mengingatkan penciptaan alam uluwwi (bagian atas) dan alam sufli (bagian bawah). Allah telah menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara dan tinggi dengan kekuatan-Nya. Demikian itu dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah Ats-Tsauri, dll. Dan Allah juga telah menjadikan seluruh penjurunya luas, kemudian Kami meninggikan tanpa menggunakan tiang, sehingga ia menggantungkan sebagaimana adanya (Katsir, 2004). 




Referensi : 

~http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Yuni%20Wibowo,%20M.Pd./Handout%20IAD%202.pdf
~  http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031-NANA_JUMHANA/FINALISASI_IPA_PJJ/UNIT_6.pdf
~  RANGKUMAN MATERI UN GEOGRAFI 2014  ~ DRS. BUDI MARWOTO & NANI SUGIHARTI,SPd

Sabtu, 16 Maret 2019


Tugas Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar

"Mitos dan Metode Ilmiah"



                             Nama     : Nabila Zahara
                             Kelas     : 1PA03
                             NPM       : 15518086
                             Dosen    : Aprillia Maharani Ayuningsih                                                        


1. Contoh mitos yang ada di Indonesia dan hikmah yang dapat diambil:
      Banyak sekali mitos-mitos yang ada di Indonesia salah satunya yaitu Tanjakan Emen yang ada di Kampung Dawuan, Desa Ciater, Subang, Jawa Barat. Disana terdapat mitos bahwa pengemudi yang melewati jalan tersebut harus melempar sebatang rokok, melempar uang, menyebut nama “Emen” dan membunyikan klakson saat mulai melintasi tanjakan dengan tujuan menghindari kejadian rem blong dan mobil lepas kendali yang kerap mengakibatkan kecelakaan parah dan memakan korban jiwa.
ASAL USUL : 
      Pak Emen adalah korban tabrak lari di daerah Kampung Dawuan, Desa Ciater, Subang. Bukannya ditolong, jenazah Emen malah disembunyikan dalam rimbunan pepohonan di sekitar tanjakan tersebut. Sejak saat itulah arwah Emen penasaran dan menuntut balas.
      Versi lain mengatakan Emen adalah sopir angkutan sayur rute Subang – Bandung. Pada pertengahan 1960-an dia mengalami musibah. Mobil yang dikemudikannya kecelakaan dan terbakar. Emen tewas di tempat kejadian, dan sejak saat itu semakin sering terjadi kecelakaan di sana.
      Sebagai penolak bala, para pengendara yang tahu tentang mitos tanjakan Emen, biasanya akan melempar rokok, sekedar membunyikan klakson, atau melemparkan uang recehan.
      Sementara Sahidin Darajat warga sekitar memberikan kesaksian kepada situs kotasubang, 18 Juni 2014, Emen adalah kernet bus Bunga. Sekitar tahun 1969 bus itu mogok di tanjakan. Ketika berusaha mengganjalnya, bus tersebut bergerak dan melindas Emen hingga tewas.
      "Waktu itu ada bus bernama bus bunga, kendaraan tersebut mogok di tanjakan, Emen berusaha mengganjal bannya. Namun rem nya jebol, sehingga pak Emen terseret sama bus hingga meninggal dunia," kata Sahidin.
      Sejak kejadian itu menurut Sahidin sering terjadi penampakan dan kecelakaan di sana, sehingga kemudian tanjakan tersebut dikenal dengan sebutan Tanjakan Emen.




      Jadi,hikmah yang dapat kita petik dari mitos tersebut yaitu kita harus selalu berhati hati dalam berkendera dan selalu menghargai tempat dimanapun kita berada. contoh pengemudi yang mempercayai mitos tersebut ia otomatis akan lebih waspada dan hati hati bila melewati tanjakan tersebut. Sebenarnya membunyikan klakson itu penting karena di tanjakan ini jalan dibagi menjadi 2 arah berlawanan. ini juga dapat memberikan jawaban secara rasional mengapa di Tanjakan Emen banyak terjadi kecelakan. 

      Diperkuat dengan fakta yang ada bahwa, kontur Tanjakan Emen memang memiliki kemiringan yang cukup tajam. Dengan panjang 2,5 kilometer, tanjakan ini punya kemiringan mencapai 11%. Turunan yang panjang membuat sistem pengereman sering gagal dan menyebabkan kecelakaan. Terutama bagi kendaraan berjenis diesel yang mempunyai sistem pengereman menggunakan tombol. Karakter mobil diesel itu jika sering digunakan dalam kecepatan tinggi, komponen rem jadi memuai dan mengakibatkan rem menjadi tidak berfungsi. Kondisi tanjakan Emen juga terlalu sempit padahal sepanjang tanjakan banyak tikungan berkontur miring. 








2. Jelaskan langkah metode ilmiah beserta contoh!


Langkah-langkah Metode Ilmiah

      Langkah awal suatu penelitian adalah melakukan perencanaan. Perencanaan ini sangat penting untuk keberhasilan suatu eksperimen. Bila dalam perencanaan gagal maka apa yang direncanakan juga tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, kita harus merancang rencana penelitian secara runtut dan mendetail. Langkah-langkah metode ilmiah apakah yang harus dilakukan dalam merencanakan suatu penelitian ilmiah? Langkah-langkah metode ilmiah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
  • Merumuskan Masalah
   Penelitian dimulai dengan merumuskan masalah. Dalam kajian ilmiah, masalah didefinisikan sebagai sesuatu yang harus diteliti untuk memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan ilmiah yang bersifat terbuka yang memungkinkan adanya jawaban yang beragam. Rumusan pertanyaan ini perlu dicari jawabannya melalui eksperimen.
  • Menemukan Hipotesis
   Setelah berhasil merumuskan, kita dapat mengajukan jawaban sementara atas pertanyaan, yang bernama lain hipotesis (dugaan sementara). Hipotesis itu harus bersifat logis dan diajukan berdasarkan fakta 
  • Menetapkan Variabel Penelitian
   Variabel percobaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Ada tiga jenis variabel, yaitu :
1. variabel bebas  adalah variabel yang dapat di ubah ubah oleh peneliti atau merupakan sebab munculnya variabel terikat .
2. variabel terikat/bergantung : adalah hasil akibat diubah ubahnya variabel bebas. 
3. variabel kontrol  : variabel yang di buat sama agar tidak membuat pengaruh pada penelitian. 
4. variabel pengganggu  :  adalah variabel yang mengganggu penelian. 
  • Menetapkan Prosedur Kerja
   Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut. Urutan langkah kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara tepat pekerjaan yang harus dilakukan. Data tersebut akan memudahkan pelaksanaannya, langkah kerja sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram alir.
  • Mengumpulkan data
   Setiap gejala yang terjadi dalam percobaan harus dicatat saat itu juga. Dengan begitu, kita dapat memperoleh data yang lebih akurat. Selanjutnya, kita perlu mengorganisasi untuk memudahkan dalam menganalisis dan mengumpulkan hasil percobaan. Oleh karena itu, kita perlu menyiapkan tabel data pengamatan sebelum melakukan percobaan.
  • Mengolah dan Menganalisis Data
   Tabel dan grafik merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk menyusun dan menganalisis data. Tabel dan grafik ini menampilkan bagaimana variabel terikat berubah sebagai respon terhadap perubahan variabel bebas. Analisis data juga dapat dilakukan dengan menggunakan program komputer untuk pengolahan data.
  • Membuat Kesimpulan
   Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat dijadikan landasan untuk menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan adalah suatu pernyataan yang merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan penelitian. Dalam menyusun suatu kesimpulan, kalian harus memutuskan apakah data yang dikumpulkan mendukung hipotesis atau tidak. Selain itu, kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa kali sebelum dapat menarik suatu kesimpulan.
  • Mengkomunikasikan Hasil Penelitian
   Mengapa harus mengkomunikasikan penelitian? Sosialisasi hasil penelitian penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui pihak lain. Bagaimanakah cara mengomunikasikan suatu hasil penelitian? Suatu hasil penelitian dapat dikomunikasikan melalui dua cara, yaitu tertulis dan lisan.

CONTOH :
  

     Kita tahu bahwa oksigen sangat penting untuk pernafasan manusia.      Bila tidak ada oksigen mungkin kita tidak akan bisa hidup. Oksigen bisa kita dapatkan di dalam air, gula, dsb. oksigen bisa juga kita dapatkan dari hasil fotosintesis yang dilakukan pohon-pohon di bumi ini. Berikut adalah percobaan igenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen.
Penulisan ini disusun berdasarkan metode ilmiah untuk melengkapi tugas MATEMATIKA DAN ILMU DASAR ALAMIAH.



PERCOBAAN IGENHOUSZ (FOTOSINTESIS MENGHASILKAN OKSIGEN)
  • Merumuskan Masalah                                                                                        ~ Apakah fotosintesis menghasilkan oksigen?                                            ~Faktor apa saja yang mempengaruhi proses fotosintesis?

  • Menemukan Hipotesis                                                                                                        ~Ada gas oksigen sebagai hasil proses fotosintesis                                                        ~ proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen                                                                  ~Cahaya, karbon dioksida , dan suhu/temperatur  mempengaruhi laju kecepatan proses fotosintesis

  • Variabel Penelitian                                                                        
Variable bebas: pemberian 5 gr NaHCO_{3}, pemberian 10 gr NaHCO_{3}, pemberian es batu, pemberian air hangat, dan penempatan di tempat teduh.

Variabel terikat: perbedaan jumlah gelembung yang muncul karena adanya perbedaan perlakuan pada masing-masing variabel bebas.

Variable kontrol: perangkat 1, media yang tidak diberi perlakuan apapun. Perangkat 1 ini digunakan untuk membandingkan hasil perlakuan yang lain.

Variabel pengganggu: hama, bakteri.


  • Menetapkan Prosedur Kerja                                                                              1. Rangkai alat dan bahan menjadi seperti terlihat pada gambar di bawah.
  1. Kemudian rangkai ulang untuk alat dan bahan yang sama, sebanyak 5 lagi, karena kita akan mengamati 6 faktor pada percobaan Ingenhousz.
  2. Berilah perlakuan sebagai berikut:
    • No 1: tanpa tambahan perlakuan dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 2: perlakuan penambahan 5 gr NaHCO_{3} dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 3: perlakuan penambahan 10 gr NaHCO_{3} dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 4: perlakuan penambahan es batu dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 5: perlakuan penambahan air hangat dan diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung.
    • No 6: tanpa tambahan perlakuan dan diletakkan di tempat teduh.

  3. Beri nomor untuk masing-masing perangkat agar mudah dikenali.
  4. Amatilah gelembung yang muncul setelah 5 menit, catat hasil pengamatan pada table hasil pengamatan.

  • Mengumpulkan data
Keterangan:
  • -: tidak ada gelembung
  • +: jumlah gelembung sedikit
  • ++: jumlah gelembung sedang
  • +++: jumlah gelembung banyak
  • ++++: jumlah gelembung sangat banyak
  • +++++: jumlah gelembung sangat banyak sekali

  • Mengolah dan Menganalisis Data                                                                    Gelembung udara paling banyak ditemukan pada perangkat dengan perlakuan penambahan 10 gr NaHCO_{3}. Hal ini terjadi karena pada proses fotosintesis di perangkat ini cukup mendapat cahaya matahari dan cukup sumber CO_{2} .                Perangkan dengan sedikit gelembung terjadi pada perangkat dengan penambahan es batu. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu. Suhu dingin akan memperlambat laju fotosintesis. Penambahan es batu mengakibatkan penurunan laju fotosintesis karena terjadi penurunan suhu.  Selain itu, gelembung yang sedikit juga terlihat pada perangkat dengan perlakuan prangkat yang ditempatkan di tempat teduh. Hal ini dikarenakan tanaman hydra pada perangkat ini tidak mendapat sumber cahaya secara cukup.

  • Membuat Kesimpulan                                                                                      
    1.   Fotosintesis memerlukan air dan cahaya dan menghasilkan oksigen.                                            
    2.   Faktor intensitas cahaya yang cukup atau optimal akan membuat laju proses fotosintesismenjadi cepat tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadilambat.
    3.   Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalandengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
    4.   Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosintesis.         
    5.    Proses fotosintesis menghasilakan O2 (oksigen).

  • Mengkomunikasikan Hasil Penelitian                                                                     
        Setelah melakukan penelitian, para peneliti membuat laporan, kemudian laporan tersebut diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah yang dipublikasikan, ditulis dalam bentuk buku, atau diseminarkan (dipresentasikan) didepan publik.

  Tugas Matematika  dan  Ilmu  Alamiah Dasar "IPTEK dan Perkembangannya" NAMA   : NABILA ZAHARA KELAS   : 1PA03 N...