Minggu, 07 April 2019


PROSES TERJADINYA ALAM SEMESTA


NAMA  : NABILA ZAHARA
KELAS  : 1PA03
NPM  : 15518086
MATA KULIAH  : MATEMATIKA DASAR & ILMU ALAMIAH DASAR
DOSEN  : APRILIA MAHARANI AYUNINGSIH




A. Kejadian alam Semesta Menurut Saintifik

            Adanya keterbatasan menuntut manusia untuk terus berfikir dan berfikir, sehingga lahir teori-teori baru yang menjelaskan atau melengkapi teori-teori sebelumnya. Ilmu yang mempelajari mengenai sifat, evolusi dan asal alam semesta (universe) disebut kosmologi. Beberapa teori yang menjelaskan proses terbentuknya alam semesta antara lain teori big bang, teori keadaan tunak, serta teori Osilasi. 


1. Big bang theory (Teori dentuman besar)

            Teori Big Bang Teori Big Bang *³ di dalam fisika kosmologi menyatakan bahwa alam semesta muncul dari suatu keadaan yang sangat pekat dan panas sekitar 13,7 juta tahun yang silam. Sejak itu, semesta telah berkembang dengan perjalanan waktu seraya menghasilkan tata surya. Para ahli fisika tidak sepenuhnya sepakat tentang apa yang terjadi sebelum ini, meskipun relativitas umum memprediksikan ketunggalan gravitasi. Adalah Georges Lemaître, pastur Roma Katholik dari Belgia, yang mengusulkan bahwa terjadinya alam semesta bermula dari ”ledakan” dari ”atom primeval” – yang kemudian hari dikenal dengan nama Big Bang. 

           5 Istilah Big Bang digunakan dalam pengertian sempit untuk merujuk titik waktu ketika espansi semesta yang teramati (dalil Hubble) mulai – dihitung sebagai 13.7 juta (1.37 x 10¹º) tahun silam (±2%). Pengertian ini mengacu pada paradigma kosmologis yang berkembang yang menjelaskan asal usul dan ekspansi alam semesta dan juga pembentukan zat primordial melalui nucleosynthesis sebagaimana diprediksi oleh teori Menurut teori Alpher-Bethe-Gamow




            Alam semesta muncul dari suatu keadaan yang sangat pekat dan panas (bagian bawah). Alpher-Bethe-Gamow. Atas dasar model ini pada th. 1948 George Gamov secara kualitatif membuat prediksi adanya cosmic microwave background radiation (CMB).Selanjutnya yang dinamakan CMB itu sendiri ditemukan pada th 1964 dan semakin memperkokoh teori Big Bang dan memperlemah saingannya teori steady state. Kosmologi Big Bang semakin maju pesat pada dasa warsa1990-an dan awal abad 21 dengan berkembangnya teknologi teleskop dan dengan semakin banyaknya data satelit seperti yang berasal dari COBE, the Hubble Space Telescope and WMAP. 


2. Teori Steady-state (Teori Keadaan Tetap ) 

                Teori ini berpandangan bahwa alam semesta selalu berkembang tetapi tetap bertahan dalam kepekatan rata-rata yang konstan. Benda-benda terus tercipta membentuk bintangbintang dan galaksi baru dengan tingkat kecepatan yang sama sehingga benda-benda langit menjadi tak teramati sebagai akibat dari jarah yang makin menjauh dan daya yang menyurut.Dalam perhitungan waktu, steady state tidak mengenal permulaan dan akhir. 

           Teori ini mula-mula dikemukakan oleh Sir James Jeans pada tahun 1920 dan kemudian direvisi oleh Hermann Bondi dan Thomas Gold pada th. 1948. Selanjutnya dengan timbulnya beberapa persoalan baru karena adanya hipotesis alternatif Big Bang, teori steady state disempurnakan lebih lanjut oleh Sir Fred Hoyle. Pengamatan selanjutnya menunjukkan bukti-bukti yang bertolakbelakang dengan gambaran steady state dan sebaliknya justru lebih banyak mendukung model Big Bang.


3.  oscillation theory (Teori osilasi)

               Teori osilasi berpendapat bahwa terdapat suatu siklus di jagat raya. Setiap siklus mengalami satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun, dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi dan bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah 32 terbentuk meredup dan unsur-unsur yang telah terbentuk tersebut menyusut dengan mengeluarkan energi berupa panas yang sangat tinggi. Hal ini dikenal juga dengan nama oscillating theory. 

              Teori osilasi menduga bahwa lama semesta tidak ada awal dan tidak ada akhirnya. Sekarang alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi yang dimulai dengan big bang, kemudian beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan mulai collapse. Akhirnya mencapai titik koalisensi asal dimana temperatur dan tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke dalam partikel-partikel elementer sehingga terjadi dentuman besar baru dan ekspansi mulai lagi (Tjasyono, 2008).

               Teori alam semesta ekspansi menyatakan bahwa semua materi bergerak saling menjauhi dan bermula dari massa termampat. Materi tersebut akan termampatkan dan meledak lagi yang dilanjutkan dengan pemuaian lagi. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak ataupun tercipta, melainkan hanya berubah tatanannya atau hanya mengalami goyangan (oscillation). Dengan adanya pemikiran teori osilasi, hal ini menunjukkan teori tersebut mempertahankan bahwa alam semesta itu terhingga dan bukan tidak terhingga. Para astronomi terus melakukan pengujian terhadap model-model kosmologi atau berusaha memberikan penjelasan yang lebih mudah diterima oleh akal pikiran manusia. Hal tersebut membuktikan bahwa model-model kosmologi tidak dapat dinantikan sampai terjadi perubahan masa mendatang yang relatif lama. Oleh karena itu, kita menguji modelmodel tersebut dengan cara membandingkan penampilan alam semesta pada jarak yang berbeda. 

              Menurut teori keadaan tetap, setiap galaksi akan berkembang dan mati, tetapi selalu diganti dengan yang baru, sehingga yang tua dan yang muda selalu terdapat bersama-sama. Pada umumnya galaksi yang ditemukan rata-rata berusia sama.

               Suatu petunjuk yang menyatakan bahwa teori keadaan tetap itu mungkin tidak benar karena terdapat quasar. Jika quasar mengikuti hukum hubungan jarak dan kecepatan seperti halnya galaksi, maka penyebaran quasar di antariksa seragam dan berjalan dengan teori keadaan tetap. Hal lain yang diramalkan oleh teori keadaan tetap ialah jarak rata-rata antar galaksi tidak berubah dan selalu sama untuk galaksi-galaksi pada berbagai jarak. Dengan ditangkapnya sinyalsinyal radio kosmis yang sangat lemah, maka mungkin terdapat sumber-sumber radio kosmis yang sangat jauh berupa galaksi. Teori keadaan tetap tidak benar dan kurang dapat dipertahankan.
               Hal ini diperkuat penyelidikan Penzias dan Wilson yang menangkap radiasi dari gelombang radio mikro yang memenuhi persyaratan untuk radiasi dari benda hitam dengan suhu 3K. Gelombang itu ternyata datang ke segala arah seakan-akan seluruh bola langit memancarkan radiasi itu. 



Pemikiran Spekulatif Proses Terbentuknya Alam Semesta 

            Pada waktu dahulu orang Yunani mengira bahwa bumi dan langit sangat dekat, dan bumi adalah sangat kecil apabila dibandingkan dengan langit itu. Mereka beranggapan bahwa bumi itu diatur oleh beberapa dewa, diantaranya Dewa Zeus sebagai Dewa Guntur dan Helios sebagai Dewa Matahari. Anggapan itu makin lama makin tidak lagi diikuti oleh masyarakat, berkat pengamatan yang lebih teliti oleh orang-orang di zamannya (Dirsdjosoemantri, 2001). 

        Tokoh pertama yang mengembangkan kosmologi dari Yunani adalah Phyhagoras yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif (Comins and Kaufmann: 2008). Pythagoras yang hidup 2500 tahun sebelum masehi mengatakan bahwa bumi seperti bola yang tanpa ujung pangkal dan benda-benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan planet-planet terletak pada bola-bola konsentris (sepusat) yang berputar mengitari suatu sumber api sebagai pusat alam semesta.



        Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola berbentuk geometri paling sempurna. Ia berpendapat bahwa semua benda langit bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran karena mereka diciptakan oleh makhluk paling sempurna, yaitu Tuhan. Menurut Palto, semua benda langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk lingkaran.



               Eudoxus murid Plato, mengembangkan teori berdasarkan pengamatan benda-benda langit. Menurutnya, semua planet terletak pada bola-bola konsentris dan pergerakan planet-planet tersebut disebabkan karena rotasi bola-bola ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi bola-bola ini berbeda, maka efeknya adalah pergerakan planet, misalnya gerak retrograd atau gerak maju mundur planet Mars (Admiranto, 2009).



               Aristoteles seorang ahli filsafat bangsa Yunani hidup 200 tahun setelah Pythagoras mencoba menerangkan tentang peredaran Bulan, Venus, Mars dan planet-planet lain. Aristoteles berpendapat bahwa di atas bumi terdapat delapan langit yang terdiri dari kristal kaca tembus cahaya. Langit bulan yang beredar pada bumi dianggap terikat pada bumi merupakan langit yang terdekat. Kemudian di atasnya terdapat langit Merkurius dan langit Venus. Di atasnya lagi terdapat langit Matahari, langit Mars, langit Yupiter, dan langit Saturnus, sedangkan bintangbintang terdapat pada langit kedelapan.



             Aristoteles mengatakan: bahwa alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat, dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang ada yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang diamati pada planet Mars (gerak retrograd) yang sebenarnya diakibatkan oleh kedudukan orbit Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar 22 dari 55 buah bola ini merupakan tempat kedudukan bintang yang tetap diam dan di luar sistem bola terdapat penggerak utama sistem semesta ini yang dalam bahasa Latin dinamakan primum mobile (Admiranto, 2009).

                Ptolomeus seorang ahli filsafat bangsa Yunani lain yang hidup 100 tahun setelah Aristoteles menyusun teori baru mengenai kosmos dan Ptolomeus mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa benda-benda langit itu semua beredar mengelilingi bumi pada ruang yang kosong. Kemudian teori itu diakui kebenarannya oleh Gereja Kristen 200 tahun setelah Ptolomeus meninggal di Iskandaria (Mesir). Ptolomeus mengatakan bahwa semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik dan lintasan benda ini disebut epicycle. Epicycle bergerak dalam lingkaran yang lebih besar yang disebut deferent. Bumi bukan pusat deferent melainkan terletak tidak terlalu jauh dari pusat deferent, yakni pada titik yang disebut equant (Smith, 1994).


            Aristarchus dari Samos, mengatakan pusat alam semesta bukan bumi melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa planet yang mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran (Franklin and Marshall, 1990). Hipotesis Geosentris bertahan hingga belasan abad. Pada abad ke-15 terjadi revolusi besar dalam teori tentang tata surya, yang diusulkan oleh Nicolas Copernicus (1473-1543) (Smith, 1994).

            Copernicus lahir di Torum-Polandia (1473-1543) kemudian pergi belajar ke Italia. Setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan planet-planet, Ia menarik kesimpulan bahwa hanya bulan saja yang beredar mengelilingi bumi, sedangkan planet-planet lain tidak, tetapi semuanya beredar mengelilingi matahari. Copernicus pada waktu itu merahasiakan penemuannya, karena takut dihukum (Dirsdjosoemantri, 2001). Copernicus sebagaimana Aristarchus mengusulkan bahwa semua benda langit termasuk bumi bergerak mengitari matahari dalam orbit berbentuk lingkaran. Teori heliosentris ini dituangkan dalam buku berjudul De Revolutionibus Orbium Coelesticum (Moore and Nicholson, 1985).



         Galileo Galilei (1610) yang pada zamannya telah ditemukan teleskop, menemukan bahwa Yupiter bukan hanya sebuah titik cahaya kecil, melainkan sebuah bola besar dengan empat buah pengiringnya dan menemukan jalur hitam di permukaan bulan yang di duga samudra. Dia juga membenarkan teori Copernicus, karena dia menyetujui pernyataan Copernicus, maka dihukum (dipenjara) oleh pengadilan gereja sampai meninggal.







B. Kejadian alam Semesta Menurut Al - Qur'an

A. Tinjauan Alquran Tinjauan alquran mengenai penciptaan alam semesta terutama dibahas pada dua ayat berikut: 


1. Qs. Al anbiya: 30 




 Artinya: “……dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”


Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari ayat tersebut: 


1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran

       (Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat) mengetahui (orang-orang yang kafir itu, bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu merupakan suatu yang padu) bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis.pula. 

      Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami jadikan) air yang turun dari langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu yang hidup) tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab bagi kehidupannya. (Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-Ku (Quthb, 2004).


2) Tafsir Misbah Quraish Shihab 

       Menurut Shihab (2002) dalam menafsirkan ayat tersebut Apakah orang-orang kafir itu buta hingga tidak melihat bahwa langit dan bumi pada awal penciptaannya adalah satu kesatuan dan saling melekat satu sama lain, lalu dengan kekuasaan Kami masing-masing dipisahkan? Tidak melihat pulakah mereka bahwa dari air yang tak mengandung kehidupan Kami dapat membuat segala sesuatu menjadi hidup? Lalu, setelah itu mereka tetap juga membangkang dan tidak percaya bahwa tiada tuhan selain Kami?. Ayat ini mengungkap konsep penciptaan planet, termasuk bumi, yang belakangan dikuatkan oleh penemuan ilmu pengetahuan mutakhir dengan teori-teori modernnya. Dalam konsep itu dinyatakan bahwa pada dasarnya bumi dan langit merupakan satu kesatuan yang bersambungan satu sama lain.

         Kenyataan itu pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan mdern dengan sejumlah bukti yang kuat. Kata al-fatq pada ayat ini berarti 'pemisahan', yaitu pemisahan bumi dari langit yang sebelumnya menyatu. Ini pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa teori yang dapat mengungkap sejumlah gejala berkaitan dengan hal ini tetapi tidak dapat mengungkap beberapa gejala yang lain. Hal ini membawa kita kepada satu kesimpulan: tidak ada satu teori pun yang paling akurat dan disepakati oleh seluruh ahli. Namun demikian, berikut ini ada baiknya kalau kita melihat dua dari sejumlah teori itu, sebagai contoh.


         Teori pertama, berkaitan dengan tercpitanya tata surya, menyebutkan bahwa kabut di sekitar matahari akan menyebar dan melebar pada ruangan yang dingin. Butir-butir kecil gas yang membentuk kabut akan bertambah tebal pada atom-atom debu yang bergerak amat cepat. Atom-atom itu kemudian mengumpul, akibat terjadinya benturan dan akumulasi, dengan membawa kandungan sejumlah gas berat. 

           Seiring dengan berjalannya waktu, akumulasi itu semakin bertambah besar hingga membentuk planet-planet, bulan dan bumi dengan jarak yang sesuai. Penumpukan itu sendiri, seperti telah diketahui, mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan yang pada gilirannya membuat temperatur bertambah tinggi. Dan pada saat kulit bumi mengkristal karena dingin, dan melalui proses sejumlah letusan larva yang terjadi setelah itu, bumi memperoleh sejumlah besar uap air dan karbon dioksiada akibat surplus larva yang mengalir. Salah satu faktor yang membantu terbentuknya oksigen yang segar di udara setalah itu adalah aktivitas dan interaksi sinar matahari melalui asimilasi sinar bersama tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan. 

           Teori kedua, berkenaan dengan terciptanya alam raya secara umum yang dapat dipahami dari firman Allah Swt. : "…anna alsamâwâti wa al-ardla kânatâ ratqan…" yang berarti bahwa bumi dan langit pada dasarnya tergabung secara koheren sehingga tampak seolah satu massa. Hal ini sesuai dengan penemuan mutakhir mengenai teori terjadinya alam raya. Menurut penemuan itu, sebelum terbentuk seperti sekarang ini, bumi merupakan kumpulan sejumlah besar kekuatan atom-atom yang saling berkaitan dan di bawah tekanan sangat kuat yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh akal. 

         Selain itu, penemuan mutakhir itu juga menyebutkan bahwa semua benda langit sekarang beserta kandungan-kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya dan bumi, sebelumnya terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola yang jari-jarinya tidak lebih dari 3.000.000 mil. Lanjutan firman Allah yang berbunyi "…fa fataqnâhumâ…" merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang mengakibatkan tersebarnya benda-benda alam raya ke seluruh penjuru, yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda langit yang terpisah, termasuk tata surya dan bumi. Sedangkan ayat yang berbunyi "wa ja'alnâ min al-mâ'i kulla syay'in hayyin" telah dibuktikan melalui penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan (Shihab, 2002).


3) Tafsir Ibnu Katsir 

         Allah Ta‟ala berfirman mengingatkan tentang keesaan-Nya yang sempurna dan kerajaan-Nya yang agung. “dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui”, yaitu orang-orang yang mengingkari kekuasaan Allah. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah adalah Rabb Yang Maha Esa dalam penciptaan lagi bebas dalam penataan, maka bagaimana mungkin Dia layak disekutukan bersama yang lain-Nya? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya adalah bersatu? Lalu berpecah-belah, maka langit menjadi tujuh dan bumi menjadi tujuh serta antara langit dan bumi dipisahkan oleh udara, hingga hujan turun dari langit dan tanah pun menumbuhkan tanam-tanaman. Untuk itu Dia berfirman: “dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” yaitu mereka menyaksikan berbagai makhluk, satu kejadian secara nyata. Semua itu adalah bukti tentang adanya Maha Pencipta yang berbuat secara bebas lagi Maha Kuasa atas apa yang dikehendaki-Nya (Katsir, 2004) 



2. QS Adz-Dzariyat: 47




 Artinya: “….dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya”. Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari ayat tersebut: 

1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran 

              (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami) dengan kekuatan Kami (dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa) dikatakan Adar Rajulu Ya-idu Qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat. Dikatakan Awsa'ar Rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki pengaruh dan kekuatan (Quthb, 2004). 

2) Tafsir Misbah Quraish Shihab 

               Langit itu Kami kokohkan dengan kekuatan Kami. Sesungguhnya Kami mampu menjadikannya lebih dari itu. Dan bumi itu Kami bentangkan. Maka sebaik-baik yang mempersiapkannya untuk tempat tinggal adalah Kami. Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah. Di antaranya, bahwa Allah Swt. menciptakan alam yang luas ini dengan kekuasaan-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Kata samâ' (langit) pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di atas dan menaungi. Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar benda-benda langit seperti planet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit. 

               Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan tak terbatas, sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya. Menurut ilmu pengetahuan modern, satu tahun cahaya berarti jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan 300.000 km per detik. Frase "Wa Innâ Lamûsi'ûn" ('dan Kami meluaskannya') menunjukkan hal itu. Artinya, Kami meluaskan alam tersebut dengan sebegitu luasnya sejak diciptakan. 
      
               Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa meluasnya alam terus berlangsung sepanjang masa. Ini juga telah ditemukan dalam ilmu pengetahuan modern yang dikenal dengan teori ekspansi. Menurut teori tersebut, nebula di luar galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bahkan benda-benda langit dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya (Shihab, 2002). 

3) Tafsir Ibnu Katsir 

               Allah dalam ayat ini berfirman seraya mengingatkan penciptaan alam uluwwi (bagian atas) dan alam sufli (bagian bawah). Allah telah menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara dan tinggi dengan kekuatan-Nya. Demikian itu dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah Ats-Tsauri, dll. Dan Allah juga telah menjadikan seluruh penjurunya luas, kemudian Kami meninggikan tanpa menggunakan tiang, sehingga ia menggantungkan sebagaimana adanya (Katsir, 2004). 




Referensi : 

~http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Yuni%20Wibowo,%20M.Pd./Handout%20IAD%202.pdf
~  http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031-NANA_JUMHANA/FINALISASI_IPA_PJJ/UNIT_6.pdf
~  RANGKUMAN MATERI UN GEOGRAFI 2014  ~ DRS. BUDI MARWOTO & NANI SUGIHARTI,SPd

  Tugas Matematika  dan  Ilmu  Alamiah Dasar "IPTEK dan Perkembangannya" NAMA   : NABILA ZAHARA KELAS   : 1PA03 N...