PROSES TERJADINYA ALAM SEMESTA
NAMA : NABILA ZAHARA
KELAS : 1PA03
NPM : 15518086
MATA KULIAH : MATEMATIKA DASAR & ILMU ALAMIAH DASAR
DOSEN : APRILIA MAHARANI AYUNINGSIH
A. Kejadian alam Semesta Menurut Saintifik
Adanya keterbatasan menuntut manusia untuk terus berfikir dan berfikir,
sehingga lahir teori-teori baru yang menjelaskan atau melengkapi teori-teori
sebelumnya. Ilmu yang mempelajari mengenai sifat, evolusi dan asal alam
semesta (universe) disebut kosmologi. Beberapa teori yang menjelaskan proses
terbentuknya alam semesta antara lain teori big bang, teori keadaan tunak, serta
teori Osilasi.
1. Big bang theory (Teori dentuman besar)
Teori Big Bang
Teori Big Bang *³ di dalam fisika kosmologi menyatakan bahwa alam semesta
muncul dari suatu keadaan yang sangat pekat dan panas sekitar 13,7 juta tahun yang
silam. Sejak itu, semesta telah berkembang dengan perjalanan waktu seraya
menghasilkan tata surya. Para ahli fisika tidak sepenuhnya sepakat tentang apa yang
terjadi sebelum ini, meskipun relativitas umum memprediksikan ketunggalan gravitasi.
Adalah Georges Lemaître, pastur Roma Katholik dari Belgia, yang mengusulkan bahwa
terjadinya alam semesta bermula dari ”ledakan” dari ”atom primeval” – yang kemudian
hari dikenal dengan nama Big Bang.
5
Istilah Big Bang digunakan dalam pengertian sempit untuk merujuk titik waktu ketika
espansi semesta yang teramati (dalil Hubble) mulai – dihitung sebagai 13.7 juta (1.37 x
10¹º) tahun silam (±2%). Pengertian ini mengacu pada paradigma kosmologis yang
berkembang yang menjelaskan asal usul dan ekspansi alam semesta dan juga
pembentukan zat primordial melalui nucleosynthesis sebagaimana diprediksi oleh teori
Menurut teori Alpher-Bethe-Gamow
Alam semesta muncul dari suatu keadaan yang sangat
pekat dan panas (bagian bawah).
Alpher-Bethe-Gamow. Atas dasar model ini pada th. 1948 George Gamov secara
kualitatif membuat prediksi adanya cosmic microwave background radiation
(CMB).Selanjutnya yang dinamakan CMB itu sendiri ditemukan pada th 1964 dan
semakin memperkokoh teori Big Bang dan memperlemah saingannya teori steady state.
Kosmologi Big Bang semakin maju pesat pada dasa warsa1990-an dan awal abad 21
dengan berkembangnya teknologi teleskop dan dengan semakin banyaknya data satelit
seperti yang berasal dari COBE, the Hubble Space Telescope and WMAP.
2. Teori Steady-state (Teori Keadaan Tetap )
Teori ini berpandangan bahwa alam semesta selalu berkembang tetapi tetap bertahan
dalam kepekatan rata-rata yang konstan. Benda-benda terus tercipta membentuk bintangbintang dan galaksi baru dengan tingkat kecepatan yang sama sehingga benda-benda
langit menjadi tak teramati sebagai akibat dari jarah yang makin menjauh dan daya yang
menyurut.Dalam perhitungan waktu, steady state tidak mengenal permulaan dan akhir.
Teori ini mula-mula dikemukakan oleh Sir James Jeans pada tahun 1920 dan
kemudian direvisi oleh Hermann Bondi dan Thomas Gold pada th. 1948. Selanjutnya
dengan timbulnya beberapa persoalan baru karena adanya hipotesis alternatif Big Bang,
teori steady state disempurnakan lebih lanjut oleh Sir Fred Hoyle. Pengamatan
selanjutnya menunjukkan bukti-bukti yang bertolakbelakang dengan gambaran steady
state dan sebaliknya justru lebih banyak mendukung model Big Bang.
3. oscillation theory (Teori osilasi)
Teori osilasi berpendapat bahwa terdapat suatu siklus di jagat
raya. Setiap siklus mengalami satu masa ekspansi dan satu masa
kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30 milyar
tahun, dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi dan bintang-bintang
di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hidrogen
yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada
masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah
32
terbentuk meredup dan unsur-unsur yang telah terbentuk tersebut
menyusut dengan mengeluarkan energi berupa panas yang sangat
tinggi. Hal ini dikenal juga dengan nama oscillating theory.
Teori osilasi menduga bahwa lama semesta tidak ada awal dan
tidak ada akhirnya. Sekarang alam semesta tidak konstan, melainkan
berekspansi yang dimulai dengan big bang, kemudian beberapa waktu
yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi ini sehingga alam
semesta akan mulai collapse. Akhirnya mencapai titik koalisensi asal
dimana temperatur dan tekanan tinggi akan memecahkan semua
materi ke dalam partikel-partikel elementer sehingga terjadi dentuman
besar baru dan ekspansi mulai lagi (Tjasyono, 2008).
Teori alam semesta ekspansi menyatakan bahwa semua materi
bergerak saling menjauhi dan bermula dari massa termampat. Materi
tersebut akan termampatkan dan meledak lagi yang dilanjutkan
dengan pemuaian lagi. Dalam proses ini tidak ada materi yang rusak
ataupun tercipta, melainkan hanya berubah tatanannya atau hanya
mengalami goyangan (oscillation). Dengan adanya pemikiran teori
osilasi, hal ini menunjukkan teori tersebut mempertahankan bahwa
alam semesta itu terhingga dan bukan tidak terhingga. Para astronomi
terus melakukan pengujian terhadap model-model kosmologi atau
berusaha memberikan penjelasan yang lebih mudah diterima oleh akal
pikiran manusia. Hal tersebut membuktikan bahwa model-model
kosmologi tidak dapat dinantikan sampai terjadi perubahan masa
mendatang yang relatif lama. Oleh karena itu, kita menguji modelmodel tersebut dengan cara membandingkan penampilan alam
semesta pada jarak yang berbeda.
Menurut teori keadaan tetap, setiap galaksi akan berkembang
dan mati, tetapi selalu diganti dengan yang baru, sehingga yang tua
dan yang muda selalu terdapat bersama-sama. Pada umumnya galaksi
yang ditemukan rata-rata berusia sama.
Suatu petunjuk yang menyatakan bahwa teori keadaan tetap itu
mungkin tidak benar karena terdapat quasar. Jika quasar mengikuti
hukum hubungan jarak dan kecepatan seperti halnya galaksi, maka
penyebaran quasar di antariksa seragam dan berjalan dengan teori
keadaan tetap. Hal lain yang diramalkan oleh teori keadaan tetap ialah
jarak rata-rata antar galaksi tidak berubah dan selalu sama untuk
galaksi-galaksi pada berbagai jarak. Dengan ditangkapnya sinyalsinyal radio kosmis yang sangat lemah, maka mungkin terdapat
sumber-sumber radio kosmis yang sangat jauh berupa galaksi. Teori
keadaan tetap tidak benar dan kurang dapat dipertahankan.
Hal ini diperkuat penyelidikan Penzias dan Wilson yang
menangkap radiasi dari gelombang radio mikro yang memenuhi
persyaratan untuk radiasi dari benda hitam dengan suhu 3K.
Gelombang itu ternyata datang ke segala arah seakan-akan seluruh
bola langit memancarkan radiasi itu.
Pemikiran Spekulatif Proses Terbentuknya Alam Semesta
Pada waktu dahulu orang Yunani mengira bahwa bumi dan langit
sangat dekat, dan bumi adalah sangat kecil apabila dibandingkan dengan
langit itu. Mereka beranggapan bahwa bumi itu diatur oleh beberapa
dewa, diantaranya Dewa Zeus sebagai Dewa Guntur dan Helios sebagai
Dewa Matahari. Anggapan itu makin lama makin tidak lagi diikuti oleh
masyarakat, berkat pengamatan yang lebih teliti oleh orang-orang di
zamannya (Dirsdjosoemantri, 2001).
Tokoh pertama yang mengembangkan kosmologi dari Yunani
adalah Phyhagoras yang mengembangkan gagasan bahwa alam semesta
mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif (Comins and
Kaufmann: 2008). Pythagoras yang hidup 2500 tahun sebelum masehi
mengatakan bahwa bumi seperti bola yang tanpa ujung pangkal dan benda-benda langit, yakni bulan, matahari, bumi, dan planet-planet
terletak pada bola-bola konsentris (sepusat) yang berputar mengitari
suatu sumber api sebagai pusat alam semesta.
Plato berpendapat bahwa lingkaran dan bola berbentuk geometri
paling sempurna. Ia berpendapat bahwa semua benda langit bergerak
dalam lintasan berbentuk lingkaran karena mereka diciptakan oleh
makhluk paling sempurna, yaitu Tuhan. Menurut Palto, semua benda
langit bergerak mengitari bumi yang bulat dalam lintasan berbentuk
lingkaran.
Eudoxus murid Plato, mengembangkan teori berdasarkan
pengamatan benda-benda langit. Menurutnya, semua planet terletak pada
bola-bola konsentris dan pergerakan planet-planet tersebut disebabkan
karena rotasi bola-bola ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu
rotasi bola-bola ini berbeda, maka efeknya adalah pergerakan planet,
misalnya gerak retrograd atau gerak maju mundur planet Mars
(Admiranto, 2009).
Aristoteles seorang ahli filsafat bangsa Yunani hidup 200 tahun
setelah Pythagoras mencoba menerangkan tentang peredaran Bulan,
Venus, Mars dan planet-planet lain. Aristoteles berpendapat bahwa di
atas bumi terdapat delapan langit yang terdiri dari kristal kaca tembus
cahaya. Langit bulan yang beredar pada bumi dianggap terikat pada bumi
merupakan langit yang terdekat. Kemudian di atasnya terdapat langit
Merkurius dan langit Venus. Di atasnya lagi terdapat langit Matahari,
langit Mars, langit Yupiter, dan langit Saturnus, sedangkan bintangbintang terdapat pada langit kedelapan.
Aristoteles mengatakan: bahwa
alam semesta terdiri dari 55 buah bola sepusat, dan setiap bola menjadi
tempat kedudukan satu benda langit. Bola-bola ini masing-masing
berputar dengan kecepatan yang berbeda sehingga kadang-kadang ada
yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju lagi seperti yang
diamati pada planet Mars (gerak retrograd) yang sebenarnya diakibatkan
oleh kedudukan orbit Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar
22
dari 55 buah bola ini merupakan tempat kedudukan bintang yang tetap
diam dan di luar sistem bola terdapat penggerak utama sistem semesta ini
yang dalam bahasa Latin dinamakan primum mobile (Admiranto, 2009).
Ptolomeus seorang ahli filsafat bangsa Yunani lain yang hidup 100
tahun setelah Aristoteles menyusun teori baru mengenai kosmos dan
Ptolomeus mengajarkan kepada para pengikutnya bahwa benda-benda
langit itu semua beredar mengelilingi bumi pada ruang yang kosong.
Kemudian teori itu diakui kebenarannya oleh Gereja Kristen 200 tahun
setelah Ptolomeus meninggal di Iskandaria (Mesir). Ptolomeus
mengatakan bahwa semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik
dan lintasan benda ini disebut epicycle. Epicycle bergerak dalam
lingkaran yang lebih besar yang disebut deferent. Bumi bukan pusat
deferent melainkan terletak tidak terlalu jauh dari pusat deferent, yakni
pada titik yang disebut equant (Smith, 1994).
Aristarchus dari Samos, mengatakan pusat alam semesta bukan
bumi melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa planet
yang mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran (Franklin
and Marshall, 1990). Hipotesis Geosentris bertahan hingga belasan abad.
Pada abad ke-15 terjadi revolusi besar dalam teori tentang tata surya,
yang diusulkan oleh Nicolas Copernicus (1473-1543) (Smith, 1994).
Copernicus lahir di Torum-Polandia (1473-1543) kemudian pergi
belajar ke Italia. Setelah bertahun-tahun menyelidiki bintang-bintang dan
planet-planet, Ia menarik kesimpulan bahwa hanya bulan saja yang
beredar mengelilingi bumi, sedangkan planet-planet lain tidak, tetapi
semuanya beredar mengelilingi matahari. Copernicus pada waktu itu
merahasiakan penemuannya, karena takut dihukum (Dirsdjosoemantri,
2001). Copernicus sebagaimana Aristarchus mengusulkan bahwa semua
benda langit termasuk bumi bergerak mengitari matahari dalam orbit
berbentuk lingkaran. Teori heliosentris ini dituangkan dalam buku
berjudul De Revolutionibus Orbium Coelesticum (Moore and Nicholson,
1985).
Galileo Galilei (1610) yang pada zamannya telah ditemukan
teleskop, menemukan bahwa Yupiter bukan hanya sebuah titik cahaya
kecil, melainkan sebuah bola besar dengan empat buah pengiringnya dan
menemukan jalur hitam di permukaan bulan yang di duga samudra. Dia
juga membenarkan teori Copernicus, karena dia menyetujui pernyataan
Copernicus, maka dihukum (dipenjara) oleh pengadilan gereja sampai
meninggal.
B. Kejadian alam Semesta Menurut Al - Qur'an
A. Tinjauan Alquran
Tinjauan alquran mengenai penciptaan alam semesta terutama dibahas
pada dua ayat berikut:
1. Qs. Al anbiya: 30
Artinya:
“……dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari
ayat tersebut:
1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran
(Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat)
mengetahui (orang-orang yang kafir itu, bahwasannya langit dan bumi
itu keduanya dahulu merupakan suatu yang padu) bersatu (kemudian
Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis.pula.
Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat menurunkan hujan
yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka pula bumi
itu sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak
dapat menumbuhkannya. (Dan daripada air Kami jadikan) air yang
turun dari langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu
yang hidup) tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah
penyebab bagi kehidupannya. (Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?) kepada keesaan-Ku (Quthb, 2004).
2) Tafsir Misbah Quraish Shihab
Menurut Shihab (2002) dalam menafsirkan ayat tersebut Apakah
orang-orang kafir itu buta hingga tidak melihat bahwa langit dan bumi
pada awal penciptaannya adalah satu kesatuan dan saling melekat satu
sama lain, lalu dengan kekuasaan Kami masing-masing dipisahkan?
Tidak melihat pulakah mereka bahwa dari air yang tak mengandung
kehidupan Kami dapat membuat segala sesuatu menjadi hidup? Lalu,
setelah itu mereka tetap juga membangkang dan tidak percaya bahwa
tiada tuhan selain Kami?. Ayat ini mengungkap konsep penciptaan
planet, termasuk bumi, yang belakangan dikuatkan oleh penemuan
ilmu pengetahuan mutakhir dengan teori-teori modernnya. Dalam
konsep itu dinyatakan bahwa pada dasarnya bumi dan langit
merupakan satu kesatuan yang bersambungan satu sama lain.
Kenyataan itu pula yang kemudian ditemukan oleh ilmu
pengetahuan mdern dengan sejumlah bukti yang kuat. Kata al-fatq
pada ayat ini berarti 'pemisahan', yaitu pemisahan bumi dari langit
yang sebelumnya menyatu. Ini pula yang kemudian ditemukan oleh
ilmu pengetahuan modern. Ada beberapa teori yang dapat mengungkap
sejumlah gejala berkaitan dengan hal ini tetapi tidak dapat
mengungkap beberapa gejala yang lain. Hal ini membawa kita kepada
satu kesimpulan: tidak ada satu teori pun yang paling akurat dan
disepakati oleh seluruh ahli. Namun demikian, berikut ini ada baiknya
kalau kita melihat dua dari sejumlah teori itu, sebagai contoh.
Teori pertama, berkaitan dengan tercpitanya tata surya,
menyebutkan bahwa kabut di sekitar matahari akan menyebar dan
melebar pada ruangan yang dingin. Butir-butir kecil gas yang
membentuk kabut akan bertambah tebal pada atom-atom debu yang
bergerak amat cepat. Atom-atom itu kemudian mengumpul, akibat
terjadinya benturan dan akumulasi, dengan membawa kandungan
sejumlah gas berat.
Seiring dengan berjalannya waktu, akumulasi itu
semakin bertambah besar hingga membentuk planet-planet, bulan dan
bumi dengan jarak yang sesuai. Penumpukan itu sendiri, seperti telah
diketahui, mengakibatkan bertambah kuatnya tekanan yang pada
gilirannya membuat temperatur bertambah tinggi. Dan pada saat kulit
bumi mengkristal karena dingin, dan melalui proses sejumlah letusan
larva yang terjadi setelah itu, bumi memperoleh sejumlah besar uap air
dan karbon dioksiada akibat surplus larva yang mengalir. Salah satu
faktor yang membantu terbentuknya oksigen yang segar di udara
setalah itu adalah aktivitas dan interaksi sinar matahari melalui
asimilasi sinar bersama tumbuhan generasi awal dan rumput-rumputan.
Teori kedua, berkenaan dengan terciptanya alam raya secara
umum yang dapat dipahami dari firman Allah Swt. : "…anna alsamâwâti wa al-ardla kânatâ ratqan…" yang berarti bahwa bumi dan
langit pada dasarnya tergabung secara koheren sehingga tampak seolah
satu massa. Hal ini sesuai dengan penemuan mutakhir mengenai teori
terjadinya alam raya. Menurut penemuan itu, sebelum terbentuk seperti
sekarang ini, bumi merupakan kumpulan sejumlah besar kekuatan
atom-atom yang saling berkaitan dan di bawah tekanan sangat kuat
yang hampir tidak dapat dibayangkan oleh akal.
Selain itu, penemuan
mutakhir itu juga menyebutkan bahwa semua benda langit sekarang
beserta kandungan-kandungannya, termasuk di dalamnya tata surya
dan bumi, sebelumnya terakumulasi sangat kuat dalam bentuk bola
yang jari-jarinya tidak lebih dari 3.000.000 mil. Lanjutan firman Allah
yang berbunyi "…fa fataqnâhumâ…" merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang
mengakibatkan tersebarnya benda-benda alam raya ke seluruh penjuru,
yang berakhir dengan terciptanya berbagai benda langit yang terpisah,
termasuk tata surya dan bumi. Sedangkan ayat yang berbunyi "wa
ja'alnâ min al-mâ'i kulla syay'in hayyin" telah dibuktikan melalui
penemuan lebih dari satu cabang ilmu pengetahuan (Shihab, 2002).
3) Tafsir Ibnu Katsir
Allah Ta‟ala berfirman mengingatkan tentang keesaan-Nya yang
sempurna dan kerajaan-Nya yang agung. “dan apakah orang-orang
kafir itu tidak mengetahui”, yaitu orang-orang yang mengingkari
kekuasaan Allah. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah
adalah Rabb Yang Maha Esa dalam penciptaan lagi bebas dalam
penataan, maka bagaimana mungkin Dia layak disekutukan bersama
yang lain-Nya? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa langit dan
bumi dahulunya adalah bersatu? Lalu berpecah-belah, maka langit
menjadi tujuh dan bumi menjadi tujuh serta antara langit dan bumi
dipisahkan oleh udara, hingga hujan turun dari langit dan tanah pun
menumbuhkan tanam-tanaman. Untuk itu Dia berfirman: “dan dari air,
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?” yaitu mereka menyaksikan berbagai makhluk, satu kejadian secara nyata. Semua itu adalah bukti tentang adanya
Maha Pencipta yang berbuat secara bebas lagi Maha Kuasa atas apa
yang dikehendaki-Nya (Katsir, 2004)
2. QS Adz-Dzariyat: 47
Artinya:
“….dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya”.
Berikut dipaparkan beberapa tafsir yang menjelaskan makna dari
ayat tersebut:
1) Tafsir Fhi-Zhilalil Quran
(Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami) dengan
kekuatan Kami (dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa)
dikatakan Adar Rajulu Ya-idu Qawiyyu artinya lelaki itu menjadi kuat.
Dikatakan Awsa'ar Rajulu, artinya ia menjadi orang yang memiliki
pengaruh dan kekuatan (Quthb, 2004).
2) Tafsir Misbah Quraish Shihab
Langit itu Kami kokohkan dengan kekuatan Kami. Sesungguhnya
Kami mampu menjadikannya lebih dari itu. Dan bumi itu Kami
bentangkan. Maka sebaik-baik yang mempersiapkannya untuk tempat
tinggal adalah Kami. Ayat ini mengisyaratkan beberapa rahasia ilmiah.
Di antaranya, bahwa Allah Swt. menciptakan alam yang luas ini dengan
kekuasaan-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Kata samâ' (langit)
pada ayat tersebut dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang ada di atas
dan menaungi. Maka, segala sesuatu yang ada di sekitar benda-benda
langit seperti planet, bintang, tata surya dan galaksi juga disebut langit.
Bagian alam raya yang terlihat ini amatlah luas, tak terbayangkan dan
tak terbatas, sebab jaraknya bisa mencapai jutaan tahun cahaya.
Menurut ilmu pengetahuan modern, satu tahun cahaya berarti
jarak yang dilalui cahaya dengan kecepatan 300.000 km per detik. Frase
"Wa Innâ Lamûsi'ûn" ('dan Kami meluaskannya') menunjukkan hal itu.
Artinya, Kami meluaskan alam tersebut dengan sebegitu luasnya sejak
diciptakan.
Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa meluasnya alam
terus berlangsung sepanjang masa. Ini juga telah ditemukan dalam ilmu
pengetahuan modern yang dikenal dengan teori ekspansi. Menurut teori
tersebut, nebula di luar galaksi tempat kita tinggal menjauh dari kita
dengan kecepatan yang berbeda-beda. Bahkan benda-benda langit
dalam satu galaksi pun saling menjauh satu sama lainnya (Shihab,
2002).
3) Tafsir Ibnu Katsir
Allah dalam ayat ini berfirman seraya mengingatkan penciptaan
alam uluwwi (bagian atas) dan alam sufli (bagian bawah). Allah telah
menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara dan tinggi dengan
kekuatan-Nya. Demikian itu dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid,
dan Qatadah Ats-Tsauri, dll. Dan Allah juga telah menjadikan seluruh
penjurunya luas, kemudian Kami meninggikan tanpa menggunakan
tiang, sehingga ia menggantungkan sebagaimana adanya (Katsir, 2004).
Referensi :
~http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Yuni%20Wibowo,%20M.Pd./Handout%20IAD%202.pdf
~ http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031-NANA_JUMHANA/FINALISASI_IPA_PJJ/UNIT_6.pdf
~ http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031-NANA_JUMHANA/FINALISASI_IPA_PJJ/UNIT_6.pdf
~ RANGKUMAN MATERI UN GEOGRAFI 2014 ~ DRS. BUDI MARWOTO & NANI SUGIHARTI,SPd